Mahasiswa Psikologi UNIGA Gelar Pameran Psikologi, Mengangkat Perasaan 'Insecure' dan Teori Alfred Adler

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Gajayana Malang (Uniga) mengadakan pameran tokoh Psikologi, Rabu (26/6/2024).
Pameran Tokoh Psikologi yang bertajuk “Jiwa Menari Diatas Cahaya” ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah Psikologi Kepribadian, mahasiswa semester 2 jurusan Psikologi di UNIGA.
Advertisement
Pameran ini menampilkan beberapa tokoh psikologi, dengan penjelasan terkait ciri khas atau teori suatu tokoh.
Salah satunya memperkenalkan tokoh Psikologi Alfred Adler yang terinspirasi dari banyaknya remaja Indonesia yang merasa kurang percaya diri atau insecure.
Insecure adalah perasaan kurang percaya diri, tidak mampu dan cemas terhadap dirinya sendiri atau kejadian yang sedang dialami. Perasaan ini adalah permasalahan yang ada pada dalam diri yang terlihat oleh ketakutan dan kurang merasa aman.
Perasaan ini muncul karena individu perasaan tidak puas dan tidak yakin oleh kemampuan dirinya sendiri, yang didukung juga oleh kurangnya dukungan sosial.
Suasana Pameran Tokoh Psikologi di Aula Utama Universitas Gajayana Malang (UNIGA). (FOTO: Nadya Shafira Putri/TIMES Indonesia)
Menurut penelitian The Conversation, 5,5% remaja di Indonesia terdiagnosis memiliki gangguan mental, yang 3,7 persen merupakan gangguan kecemasan yang disebabkan oleh perasaan tidak percaya diri.
Dalam pameran ini, pengunjung diajak mengenal tokoh Alfred Adler yang memiliki dua konsep penting dalam teorinya, yaitu inferior dan superior.
“Dalam teorinya, Adler menyebutkan bahwa seseorang lahir dengan ketidakberdayaan atau inferior dan karena hal itu seseorang akan berkeinginan untuk menjadi superior,” ujar Belqis Ridatul Ula, perwakilan stan tokoh Alfred Adler.
Inferior juga dapat diartikan bahwa manusia terlahir lemah, yang menjadikan manusia ketergantungan kepada manusia lain.
“Misalnya seperti orang yang insecure, merasa ia tidak bisa menjadi seorang yang dianggap sempurna, nah hal itu menjadi motivasi seseorang untuk bisa menjadi sempurna,” jelasnya.
Dalam teorinya, Alfred Adler mengatakan bahwa masa lalu seseorang menjadi motivasi seseorang kedepannya.
Perasaan kurang percaya diri dari kejadian masa lalu tersebut yang akhirnya menurut Adler menjadikan seseorang akan terus berjuang untuk menjadi sempurna.
Belqis juga menjelaskan alasannya memilih topik tersebut. “Contohnya pada diri sendiri sih, karena kemarin hasil ujian saya lebih rendah, jadi saya berpikir gimana caranya tahun ini nilai nya meningkat,” ujarnya.
Dalam stan nya, Belqis juga menambahkan kaca yang ditambahkan notes kecil bertuliskan pujian-pujian kepada pengunjung sebagai alat penunjang agar tidak lagi merasa insecure.
“Untuk afirmasi positif kepada pengunjung yang sudah hadir di stan kita, supaya meminimalisir adanya kata insecure didalam dirinya,” ujarnya.
Dari perasaan kurang percaya diri (inferior), seseorang seharusnya tidak hanya merasa terpuruk dan putus asa, tetapi juga dapat dijadikan motivasi agar lebih baik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |