Pendidikan

Polinema Gelar Expo Competitive Fund 2024: Sinergi Perguruan Tinggi dan Industri melalui Teaching Factory

Rabu, 28 Agustus 2024 - 23:58 | 32.59k
Suasana kemeriahan Expo Competitive Fund 2024 di Graha Polinema, Politeknik Negeri Malang. (FOTO: Ryandhika Farhansyah/TIMES Indonesia)
Suasana kemeriahan Expo Competitive Fund 2024 di Graha Polinema, Politeknik Negeri Malang. (FOTO: Ryandhika Farhansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGPoliteknik Negeri Malang (Polinema) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan vokasi dan industri melalui penyelenggaraan Expo Competitive Fund 2024 yang diadakan di Graha Polinema.

Acara ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dengan industri melalui program Teaching Factory (TEFA) yang diterapkan di berbagai jurusan di Polinema, seperti Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Kimia, Teknologi Informasi, Akuntansi, dan Administrasi Niaga.

Advertisement

Expo yang digelar pada 28 Agustus 2024 ini terbagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama menghadirkan talkshow dari Competitive Fund, Matching Fund, dan Teaching Factory sedangkan sesi kedua dilanjutkan dengan talkshow dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Para peserta Expo, yang didominasi oleh siswa-siswi SMA dan SMK di Kota Malang, juga berkesempatan untuk mengunjungi setiap booth Teaching Factory dari tujuh jurusan yang ada di Polinema.

Direktur-PolinemaSupriatna-Adhisuwignjo.jpgDirektur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo yang mendukung penuh terlaksananya Expo Competitive Fund 2024 di Graha Polinema, Politeknik Negeri Malang. Malang. (FOTO: Ryandhika Farhansyah/TIMES Indonesia)

Mereka dapat melihat secara langsung hasil-hasil inovasi industri yang telah dikembangkan oleh dosen maupun mahasiswa. Salah satu produk inovasi yang menarik perhatian adalah lab jurnalisme dan studio podcast mini yang memperkenalkan metode pembelajaran dalam pembuatan berita atau artikel, baik untuk media cetak maupun online, serta penyiaran berita atau newscasting.

Inovasi ini dipresentasikan oleh program studi D4 Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional, sebagai perwakilan dari Jurusan Administrasi Niaga.

Dalam wawancara dengan Wakil Direktur Bidang Akademik Polinema, Kurnia Ekasari, ia menjelaskan pentingnya penerapan Teaching Factory sebagai bagian integral dari proses pembelajaran di semua program studi. "Teaching Factory ini diharapkan dapat digunakan sebagai metode pembelajaran di semua prodi atau jurusan," ujar Kurnia.

Kurnia menambahkan bahwa Teknik Kimia menjadi jurusan pertama yang sukses mengembangkan inovasi air mineral dalam kemasan dengan merek "TuyoQu," yang kemudian diikuti oleh inovasi dari jurusan-jurusan lainnya.

"Selain itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga mewajibkan bahwa pendidikan tinggi vokasi, termasuk politeknik, menggunakan metode pembelajaran berbasis project-based learning," jelasnya.

Lebih lanjut, Kurnia menjelaskan bahwa metode project-based learning ini sangat mendukung pelaksanaan Teaching Factory di setiap jurusan. Produk-produk yang dipamerkan dalam expo tersebut merupakan hasil dari TEFA di masing-masing jurusan, termasuk produk kolaboratif antar jurusan, seperti inovasi lampu taman tenaga surya "Sun Beam Innovation," yang melibatkan kolaborasi dari Teknik Elektro, Teknik Mesin, Akuntansi, dan Administrasi Niaga.

"Harapan dari TEFA kolaboratif ini adalah agar produk-produk tersebut dapat diproduksi secara massal. Untuk proses produksinya sendiri tidak hanya melibatkan Teknik Elektro, namun juga melibatkan berbagai jurusan, seperti Teknik Mesin untuk perancangan, Akuntansi untuk perhitungan biaya, serta Administrasi Niaga untuk pemasaran," tambahnya.

Booth-Jurusan-Administrasi-Niaga.jpgBooth Jurusan Administrasi Niaga yang menunjuk prodi D4 Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional sebagai perwakilan memenangkan booth favorite yang sering dikunjungi oleh para peserta di Graha Polinema, Politeknik Negeri Malang. Malang. (FOTO: Ryandhika Farhansyah/TIMES Indonesia) 

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan industri. Menurutnya, lulusan Polinema harus memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri dan dunia kerja. "Sebagai institusi pendidikan vokasi, Politeknik bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki keahlian dalam bidang terapan tertentu," jelas Supriatna.

Ia menekankan bahwa sinergi dengan industri harus terjadi sejak awal, mulai dari penyusunan kurikulum, proses pembelajaran, hingga tahap akhir sebelum mahasiswa lulus.

"Peran industri dalam proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa lulusan kami sesuai dengan kebutuhan pasar, dunia usaha, dan dunia industri," tambahnya.

Supriatna menjelaskan bahwa Teaching Factory di Polinema dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang mendekati kondisi industri sebenarnya, sehingga mahasiswa dapat beradaptasi lebih cepat saat memasuki dunia kerja.

"Kegiatan seperti Expo Competitive Fund 2024 ini penting untuk memperkuat kerja sama antara Polinema dan industri, serta memastikan bahwa lulusan kami siap bersaing di dunia kerja," tutupnya.

Expo Competitive Fund 2024 di Polinema diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan industri dan berkontribusi positif bagi perkembangan ekonomi nasional dan masyarakat sekitar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES