Pendidikan

Khofifah Ajak Mahasiswa Al Falah Assunniyah Tingkatkan SDM, Jemput Indonesia Emas

Selasa, 17 September 2024 - 20:28 | 26.90k
Khofifah Indar Parawansa foto bersama mahasiswa usai Stadium Generale yang mengangkat tema menuju kampus internasional: Inovasi Berkelanjutan, Prestasi Berkesinambungan. (Foto: dok KIP)
Khofifah Indar Parawansa foto bersama mahasiswa usai Stadium Generale yang mengangkat tema menuju kampus internasional: Inovasi Berkelanjutan, Prestasi Berkesinambungan. (Foto: dok KIP)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh mahasiswa baru Universitas Al Falah As Sunniyyah Kencong Jember untuk meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan intelektualitas demi menjemput Indonesia Emas 2045.

Hal itu disampaikan Khofifah pada Stadium Generale yang mengangkat tema Menuju Kampus Internasional: Inovasi Berkelanjutan, Prestasi Berkesinambungan, yang digelar di Universitas Al Falah As Sunniyyah Kencong, Jember, Selasa (17/9/2024).

Advertisement

“Menjadi penting untuk mahasiswa baru, membangun semangat mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM mereka menjemput Indonesia Emas 2045,” kata Khofifah.

Membangun semangat untuk memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan kualitas SDM, menurut Khofifah harus terus dilakukan dan didorong. Agar para mahasiswa fokus untuk mempersiapkan diri dan meningkatkan daya saing mereka masing-masing.

Khofifah-Indar-Parawansa-b.jpg

Sebab di tahun-tahun mendatang, pesaingan global akan semakin ketat. Mereka mahasiswa dari Universitas Al Falah As Sunniyyah tidak akan hanya bersaing antar alumni tetapi juga bersaing dengan lulusan dari berbagai universitas lain serta bersaing dengan generasi dari negara lain di dunia.

“Kita berharap semangat belajar mereka, ekosistem belajar mereka, akan terus terpantau dan akan termanage dengan baik,” ujar wanita yang  juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini.

Tidak hanya itu, pada seluruh mahasiswa baru ini, Khofifah juga mengajak mereka untuk meningkatkan kapasitas diri khususnya untuk menjadi transformational leader.

Ia kemudian menceritakaan sepak terjangnya di dunia pergerakan saat masih duduk di bangku mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Saat itu Khofifah aktif di organisasi PMII. Bahkan dipilih sebagai Ketua Cabang PMII Surabaya. Padahal saat itu belum pernah ada Ketua Cabang PMII yang dijabat oleh perempuan. Dan Khofifah menjadi yang pertama.

Tak sampai di sana, saat menjabat Ketua PMII Surabaya, Khofifah juga dipercaya menjabat sebagai Ketua IPPNU Surabaya. 

“Jadi saya merangkap Ketua PMII dan Ketua IPPNU Surabaya. Sehingga transformational leadership relatif saya berproses di dalamnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Khofifah menyebutkan bahwa leadership relatif tidak diajarkan di kampus, tapi bisa terbangun pada saat seseorang berinteraksi, saat dihadapkan dengan satu kondisi hingga permasalahan, dan bagaimana ia kemudian mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga proses interaksi antara  otak kanan dan otak kiri menghasilkan kemampuan leadership seseorang terasah.

“Jadi aktif di organisasi mengasah leadership seseorang. Di NU menjadi wadah yang bagus untuk mengasah leadership, namun yang masih harus ditingkatkan  adalah managerial leadershipnya. Jadi dimanapun kalian berproses maka, jadikan itu wadah untuk mendapatkan pengalaman mengasah manager  leader,” imbuh Khofifah. 

Bekal manager leader ini sangat penting ketika nanti mereka telah lulus dan memegang posisi pimpinan di organisasi atau institusi manapun. Baik di eksekutif, legislatif ataupun di perusahaan-perusahaan, profesi apa saja. Yang mana kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk mengordinir kelompok, memecahkan masalah, dan mencari solusi di tengah tantangan yang ada di depan mereka.

“Banyak yang melihat saya ini Ketua Muslimat NU, bisanya hanya sholawatan. Banyak yang underestimate. Tapi nyatanya ketua muslimat  ini  gubernur yang mampu mengorkestrasi sehingga  gubernur Jawa Timur  25 april 2024 lalu  mendapatkan penghargaan dari Presiden, satu-satunya  gubernur Jawa Timur di Indonesia,” kata Khofifah. 

Penghargaan yang dimaksud yaitu tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha yang diberikan pada Khofifah saat Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII tahun 2024. Khofifah diketahui adalah satu-satunya gubernur di Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut. 

“Saya sempat tanya kenapa saya saja yang dapat penghargaan. Ternyata itu penilaiannya lama yaitu sampai tiga tahun. Dan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan ini adalah gubernur Jawa Timur, Khofifah,” katanya.

“Itulah mengapa penghargaan itu diserahkan meski saya sudah bukan gubernur jawa timur aktif dan sudah menyelesaikan tugas di periode pertama,” tegas Khofifah.

Untuk itu, Khofifah mengajak seluruh mahasiswa yang hadir untuk tidak rendah diri atau mudah putus asa. Sebaliknya harus terus semangat membuktikan kualitas diri melalui capaian dan prestasi.

“Kalian adalah para VVIP di Indonesia Emas 2045. Terus kembangkan diri, tingkatkan kualitas  intelektualitas dan menjadi generasi emas,” pungkas Khofifah.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES