Ajak Mahasiswa Self Love, DMF Sastra Universitas Negeri Malang Gelar Nobar Film Inside Out
TIMESINDONESIA, MALANG – Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF) Sastra Universitas Negeri Malang (UM) menggelar rangkaian acara Pekikan Sastra dengan tema "Atma Sneha" yang berarti "Mencintai Diri Melalui Sastra". Pada, Kamis (19/9/2024), DMF Sastra mengelar nobar atau nonton bareng.
Film Inside Out terpilih menjadi film yang ditayangkan pada acara dengan tema Self Love ini, karena merepressentasikan semua emosi dalam diri.
Advertisement
"Film ini paling sangat pas. Mulai dari penggambaran setiap emosi; marah, bahagia, takut, jijik, dan sedih. (Saya berharap penonton) bisa mengenali emosi, ciri khas dan karakter diri masing-masing sehingga bisa mengolah dan mengendalikan emosi tersebut dengan baik." ucap Aulia Fatimah Nur, Mahasiswi S1 Pendidikan Bahas Arab, yang juga Ketua Pelaksana kegiatan.
Namun, panitia sangat menyayangkan minat peserta yang tidak begitu besar pada acara-acara kampus. "Sudah dipertimbangkan antara weekend atau weekdays. Kami memilih weekdays, karena minim resiko, mahasiswa bisa menggunakan waktunya yang kosong untuk menonton film ini. Tetapi mungkin banyak yang tidak bisa mengikuti agenda ini, karena bertrabakan dengan kelas." jujur Syafira Anastasya Salsabillah, panitia yang bertugas dalam kegiatan ini.
Salah satu penonton mengatakan bahwa ia tertarik pada film ini, karena membahas emosi dalam diri seseorang dan mungkin bisa mengaitkan dengan dirinya. Film ini juga menggambarkan berbagai jenis emosi yang memengaruhi dir.
"Saya bahkan sampai nangis, karena ada momen antara karakter Joy (emosi kebahagiaan) dan Bing Bong (teman imajinasi Riley) yang ada dalam diri Riley mengorbankan dirinya sendiri, demi Joy bisa kembali dan membuat Riley bahagia lagi." ucapnya.
Film Inside Out karya Pixar Animation Studios untuk Walt Disney Pictures ini berkisah tentang seorang gadis bernama Riley yang memiliki berbagai emosi dalam dirinya, seperti Joy (kebahagiaan), Fear (ketakutan), Anger (kemarahan), Disgust (kejijikan), dan Sadness (kesedihan). Semua emosi ini berada di pusat kontrol di otaknya, sehingga Riley sering kali harus berjuang untuk mengendalikan dan mengekspresikan setiap emosi yang muncul.
Joy menjadi emosi yang paling dominan dan berusaha mengatur emosi lainnya. Namun, peran ini bukanlah tugas yang mudah. Joy juga harus memastikan emosi lainnya tidak diabaikan, agar Riley tetap dapat merasakan spektrum emosi yang berbeda sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
Salah satu momen penting terjadi ketika Riley harus pindah rumah karena pekerjaan ayahnya. Dalam situasi ini, Riley memaksa dirinya untuk merasa bahagia, meskipun harus meninggalkan banyak kenangan indah dengan teman-temannya. Kondisi ini membuat Riley mengalami stres yang tak terkendali, hingga akhirnya emosi Anger (kemarahan) mulai muncul.
Melalui cerita ini, film Inside Out menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu harus menjadi prioritas utama. Terkadang, penting juga untuk mengakui dan mengekspresikan emosi lain yang kita rasakan, sehingga kita bisa merespon berbagai situasi dengan lebih seimbang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |