WebGIS Jadi Senjata Andalan ITB Dorong Bandung Sebagai Kota Wisata Halal yang Bersih
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Institut Teknologi Bandung (ITB) terus berinovasi dalam mendorong Kota Kembang sebagai destinasi wisata halal yang bersih bebas sampah. Melalui WebGIS pengelolaan sampah lebih optimal sehingga berujung pada meningkatkan daya tarik wisata halal.
Sebelum itu, menurut dari laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024 Indonesia, termasuk Bandung dinobatkan sebagai destinasi unggulan bagi wisatawan muslim, baik domestik maupun internasional.
Advertisement
Meski demikian, geliat wisata halal di kota yang mendapat julukan Paris Van Java ini, masih dibayangi masalah serius, terutama dalam pengelolaan sampah. Menilik data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung tahun 2022, menunjukkan bahwa kota ini menghasilkan lebih dari 1.500 ton sampah per hari, dan hanya sebagian kecil yang dikelola dengan baik.
Persoalan ini terasa lebih parah di kawasan wisata seperti Dago dan Lembang, yang sering dipenuhi pengunjung namun minim infrastruktur kebersihan memadai.
Berangkat dari polemik tersebut tim akademisi ITB merancang solusi inovatif yaitu WebGIS. Sebuah sistem informasi geografis berbasis web yang digagas oleh Dr. Qoriah dari Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan, bekerja sama dengan Miga Magenika Julian MT dari Teknik Geodesi, serta melibatkan Tiara Vani seorang mahasiswa.
Contoh citra yang dihasilkan WebGIS. (Foto : Institut Teknologi Bandung)
“Teknologi WebGIS ini dirancang untuk memantau kondisi kawasan wisata melalui analisis data spasial, membantu dalam mengidentifikasi titik rawan sampah, dan mempermudah perencanaan penempatan fasilitas kebersihan,” kata salah satu penggagas WebGIS dari Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan ITB, Dr. Qoriah, Senin (28/10/2024)
Dr. Qoriah menjelaskan, WebGIS dilengkapi dengan fitur routing yang memungkinkan pengguna menentukan rute tercepat dari lokasi wisata ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terdekat. Dengan cara ini, pengangkutan sampah bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.
“Teknologi ini juga membuka peluang kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan,” terangnya.
WebGIS berpotensi semakin berkembang dengan berintegrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT). Diketahui dari jurnal tahun 2023 yang ditulis oleh Sasmoko, Nugroho, dan Wahyudi, IoT dapat digunakan untuk memantau kondisi sampah secara real-time, memungkinkan respons pengelolaan yang lebih cepat dan efisien hingga 30 persen.
Dengan adopsi teknologi ini, Kota Bandung tidak hanya akan memperkuat posisinya sebagai kota ramah wisata halal, tetapi juga menjadi pionir dalam pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis teknologi.
Ditunjang oleh WebGIS dan dukungan masyarakat, Dr. Qoriah berharap, kota Bandung diharapkan mampu mengatasi tantangan sekaligus mempertahankan reputasinya sebagai tujuan wisata yang nyaman dan ramah lingkungan.
Tak hanya itu, teknologi ini diharapkan dapat menginspirasi kota-kota lain di Indonesia untuk mengembangkan pariwisata tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
“Diharapkan teknologi serupa dapat diimplementasikan di Banyuwangi. mempertimbangkan saat ini kota yang mendapat julukan seribu destinasi ini dikenal sebagai destinasi wisata nasional yang tengah populer, dan mitigasi penanganan sampah bisa dilakukan dengan lebih cepat,” ucap Dr. Qoriah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |