Pendidikan

Prof Irwan Abdullah: Peneliti di Indonesia Harus Lebih Produktif dan Inovatif

Rabu, 30 Oktober 2024 - 16:48 | 19.80k
Guru Besar Antropologi UGM, Prof. Dr. Irwan Abdullah saat menjadi narasumber dalam coaching publikasi ilmiah yang digelqr UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa dan Rabu (29-30/10/2024). (Istimewa)
Guru Besar Antropologi UGM, Prof. Dr. Irwan Abdullah saat menjadi narasumber dalam coaching publikasi ilmiah yang digelqr UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa dan Rabu (29-30/10/2024). (Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Irwan Abdullah menekankan peneliti ri Indonesia harus bisa lebih produktif dan inovasi. Hal itu dia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam kegiatan coaching publikasi ilmiah yang digelqr UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang).

Founder Irwan Abdullah Scholar Foundation (IASF) itu menilai, banyak peneliti Indonesia yang masih meniru penelitian orang lain dan kurang mampu menghasilkan karya original.

Advertisement

“Peneliti kita Lebih banyak memproduksi pengetahuan dan mencontoh penelitian orang lain,” ujarnya, Rabu (30/10/2024).

Untuk itu dia mendorong agar para peneliti bisa melakukan penelitian yang unik dan berkualitas tinggi. Sehingga penelitan yang dilakukan oleh kalangan akademisi ini bisa lebih bernilai.

Salah satu hal yang dia sebut untuk bisa membuat sebuah penelitan yang aktual yakni dengan mengikuti pergeseran paradigmatik dalam dunia riset. Terkhusus untuk ratusan dosen UIN Maliki Malang yang hadir, dia berharap mereka bisa menjadi aktor akademik dalam memproduksi pengetahuan.

“Saya menemukan persoalan yang besar pada penguasaan metode penelitian para dosen. Jadi persoalannya bukan pada kemampuan teknis menulis, melainkan tidak produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah,” jelasya.

Prof Irwan juga menekankan bagaimana pentingnya memenangkan persaingan kompetisi riset di level nasional maupun internasional.

“Jangan sampai menulis proposal riset yang sudah biasa ditulis banyak orang. Hal itu memperlihatkan kelemahan kita sebagai kurang pergaulan dari dunia akademik," ujarnya.

Dia memberikan pesan, agar para dosen tidak hanya membuat penelitan hanya untuk menggugurkan kewajiban. Karena yang seperti itu tidak akan pernah menghasilkan sebuah karya yang memiliki kualitas yang tinggi.

"Maka buatlah penelitian yang high quality. Buat distingsi dan inovasi dari setiap penelitian yang kita lakukan. Sehingga dengan begitu penelitan yang kita lakukan bisa sesuai dengan perkembangan zaman," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES