Mengenal Keris Nias dan Batak: Warisan Budaya Nusantara yang Unik dan Sarat Makna

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah beragam pusaka budaya keris Nusantara tak hanya dikenal dari Jawa atau Bali. Dua wilayah lain yang menyimpan kekayaan warisan serupa adalah Nias dan Tanah Batak.
Meski berbeda bentuk dan fungsi, keris Nias dan Batak memiliki nilai historis, simbolis, dan artistik yang tinggi. Dua benda pusaka ini dipajang rapi dalam gelaran Brawijayan Tosan Aji Fest 2025 yang digelar di Universitas Brawijaya, Jumat-Minggu (18-20/4/2025).
Advertisement
Di Nias, keris dikenal dengan nama balato. Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga sebagai lambang keberanian dan kehormatan. Balato kerap digunakan dalam upacara adat seperti owasa (pengangkatan bangsawan) dan faluaya (ritual perang).
Ciri khas keris Nias terletak pada bilahnya yang lurus dan agak pendek, dengan ujung meruncing. Gagangnya kerap dihiasi motif kepala binatang mitologis atau bentuk geometris khas Nias. Sarungnya dibuat dari kayu keras yang diukir dengan sangat detail, memperlihatkan keterampilan perajin tradisional.
Dalam literasi budaya masyarakat Nias, balato juga mencerminkan identitas dan kedewasaan. Seorang pria yang telah memiliki balato dianggap siap memasuki dunia dewasa dan memikul tanggung jawab sosial.
Berbeda dengan Nias, masyarakat Batak mengenal beberapa jenis senjata tradisional mirip keris, seperti tumbuk lada dan tulumbung. Senjata ini memiliki bilah lurus yang kuat, dan gagang berbentuk unik, sering kali melambangkan kekuatan gaib atau hewan simbolik.
Fungsi keris Batak lebih luas, tidak hanya sebagai alat pelindung diri, tetapi juga sebagai media spiritual. Beberapa keris dimiliki oleh datu (dukun atau pemuka adat) dan dipercayai memiliki kekuatan magis setelah melalui ritual pembacaan pustaha (kitab mantra). Keris semacam ini sering disimpan dengan penuh kehormatan dan hanya dikeluarkan dalam upacara tertentu.
Secara estetika, keris Batak menampilkan ukiran halus di gagang dan warangka-nya, yang mencerminkan filosofi kehidupan dan struktur kosmos menurut tradisi Batak. Motif yang digunakan kerap menunjukkan hubungan antara manusia dan alam semesta, antara dunia nyata dan dunia roh.
Pemahaman akan keris Nias dan Batak merupakan bagian penting dari literasi budaya Nusantara. Di tengah arus modernisasi, pengenalan terhadap bentuk, fungsi, dan filosofi senjata tradisional ini perlu diperkuat melalui pameran budaya, riset, maupun integrasi dalam pendidikan sejarah dan seni.
Keris bukan sekadar artefak, melainkan warisan yang menyimpan nilai-nilai luhur, mulai dari keberanian, kepercayaan spiritual, hingga estetika yang tinggi.
Dengan mengenali keragaman keris di berbagai daerah, generasi muda dapat memahami kekayaan identitas bangsa yang tidak tunggal, namun saling melengkapi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |