Pendidikan

Semangat Kebhinekaan dalam Parade Pelajar Hardiknas 2025 Kabupaten Malang

Jumat, 02 Mei 2025 - 20:23 | 9.87k
Upaca Hardiknas di halaman Pendopo Agung Kabupaten Malang, Kamis (2/5/2025), (Foto: Pemkab Malang)
Upaca Hardiknas di halaman Pendopo Agung Kabupaten Malang, Kamis (2/5/2025), (Foto: Pemkab Malang)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Deru suara marching band menyatu dengan sorak-sorai ribuan pelajar saat mereka memadati halaman Pendopo Agung Kabupaten Malang, Kamis (2/5/2025). Mengenakan pakaian adat dan kostum seni budaya lokal, para siswa dari 33 SD dan 33 SMP calon sekolah unggulan se-Kabupaten Malang berbaris rapi dalam Parade Pelajar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.

Namun, kemeriahan ini bukan sekadar selebrasi. Bagi Pemerintah Kabupaten Malang, Hardiknas tahun ini adalah momentum reflektif: merayakan guru sebagai agen peradaban, menguatkan karakter pelajar, dan menyemai harapan untuk masa depan pendidikan yang inklusif dan bermutu.

Advertisement

“Guru bukan hanya pengajar, mereka adalah pendidik sejati, mentor, bahkan konselor bagi anak-anak kita,” tegas Bupati Malang, HM Sanusi, dalam sambutannya yang juga memuat pesan Menteri Pendidikan, Abdul Mu’ti.

Sanusi menekankan pentingnya penguatan kapasitas guru dalam era Merdeka Belajar. Pemerintah Kabupaten Malang terus mendorong pelatihan pedagogik, digitalisasi pembelajaran, serta peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik. Baginya, investasi pada guru adalah investasi pada masa depan bangsa.

Parade Pelajar dan Semangat Kebhinekaan

Kemeriahan Hardiknas 2025 tidak berhenti pada upacara resmi. Parade pelajar menjadi simbol partisipasi semesta—sejalan dengan tema nasional: “Partisipasi Semesta, Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.” Di sepanjang Jalan Trunojoyo, para siswa menampilkan tarian tradisional, nyanyian daerah, hingga atraksi silat dan bantengan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji, menyebut parade ini sebagai bentuk nyata dari pendidikan karakter dan cinta budaya.

“Kegiatan ini mengasah rasa percaya diri, kolaborasi, dan semangat gotong royong siswa. Inilah praktik langsung Profil Pelajar Pancasila,” katanya.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) memang menjadi prioritas. Dinas Pendidikan terus mendorong sekolah-sekolah agar menjadikan nilai-nilai seperti keberagaman, kreativitas, dan kemandirian sebagai bagian dari praktik pembelajaran.

Pendidikan Inklusif dan Digitalisasi Sekolah

Hardiknas juga dimanfaatkan sebagai ajang pelaporan capaian pendidikan di Kabupaten Malang. Salah satu fokus utama adalah digitalisasi pembelajaran dan pemerataan akses pendidikan. Beberapa sekolah, terutama di wilayah pinggiran, mulai menerima perangkat belajar digital dari pemerintah daerah.

Tak hanya itu, sistem zonasi juga diperkuat untuk mewujudkan pendidikan yang merata.

“Setiap anak harus punya peluang yang sama. Sekolah unggulan tidak boleh hanya ada di kota. Desa juga bisa melahirkan pemimpin hebat,” ujar Sanusi.

Langkah ini sejalan dengan semangat transformasi pendidikan yang digaungkan oleh pemerintah pusat. Kabupaten Malang sendiri tengah menjajaki kerja sama dengan pelaku industri kreatif dan sektor teknologi melalui KEK Singosari untuk mendukung pendidikan berbasis TIK.

Guru, Pondasi Masa Depan

Tak dapat dimungkiri, peran guru tetap menjadi sorotan utama di peringatan Hardiknas tahun ini. Dalam dialog terbuka antara guru, siswa, dan orang tua yang digelar usai upacara, banyak pendidik mengungkap tantangan era Merdeka Belajar—mulai dari kurikulum yang adaptif, keterbatasan infrastruktur, hingga tuntutan personalisasi pembelajaran.

Namun demikian, semangat untuk terus belajar dan tumbuh tetap membara.

“Anak-anak sekarang lebih kritis dan kreatif. Guru juga harus belajar, tidak boleh berhenti,” ucap Yuliawati, seorang guru SMPN 1 Wajak yang sudah mengabdi selama 18 tahun.

Pemkab Malang menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi peningkatan kualitas guru melalui pelatihan rutin dan insentif berbasis kinerja. Dalam waktu dekat, akan diluncurkan program "Digital Teaching Lab" bagi sekolah-sekolah pinggiran.

Semai Harapan dari Malang Selatan hingga Utara

Dari pesisir selatan hingga lereng Arjuno, gema semangat Hardiknas 2025 menggema serempak di Kabupaten Malang. Dalam parade warna-warni, dalam kutipan penuh makna dari para pemimpin daerah, dan dalam senyum polos para pelajar, kita melihat harapan: pendidikan yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih manusiawi.

Hardiknas bukan hanya seremonial. Di Kabupaten Malang, ia adalah janji yang terus diperjuangkan—bahwa setiap anak, dari desa atau kota, berhak atas masa depan yang terang melalui pendidikan yang bermutu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES