UNHASY Tebuireng Kirim 16 Mahasiswa S2 PAI KKL Riset Internasional ke Tiga Negara

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Tebuireng, Jombang kembali mencetak sejarah dalam kancah internasionalisasi pendidikan tinggi Islam. Sebanyak 16 mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) Pascasarjana UNHASY Tebuireng resmi diberangkatkan untuk mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Riset Internasional Angkatan IV ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pemberangkatan tersebut dilepas langsung oleh Kaprodi S2 PAI, Dr. Hj. Asriana Kibtiyah, M.Si, pada Jumat, 13 Juni 2025, pukul 09.00 WIB dari Kampus A Pascasarjana PAI Fakultas Agama Islam UNHASY Tebuireng, Jombang. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung hingga 19 Juni 2025, dan akan dilanjutkan oleh sejumlah peserta dengan pengabdian masyarakat selama satu pekan di lokasi yang sama.
Advertisement
Program KKL Riset Internasional ini digagas Dr. Hj. Khoirotul Idawati, M.Pd.I, saat menjabat sebagai ketua program studi. Inisiatif ini menjadi langkah strategis UNHASY Tebuireng dalam memperluas jejaring akademik lintas negara sekaligus membuka cakrawala global para mahasiswanya.
"Alhamdulillah, dari beberapa lembaga mitra yang menyatakan kesediaan, kami memilih tempat yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Ini agar para peserta mendapatkan pengalaman yang benar-benar baru, dari lembaga yang berbeda, dengan cara kerja dan atmosfer akademik yang juga berbeda," ujar Abi Hanif, dosen pendamping KKL Riset Internasional kali ini.
Sebagai bentuk penguatan internasionalisasi, rombongan Angkatan IV akan mengikuti dua seminar internasional tentang model pembelajaran Accelerated Learning metode Hanifida, yang bekerja sama dengan Sekolah Islam Bumrungsat Pondok Klongluek, Songkhla, Thailand dan Ma’had Tahfidz Darul Fallah, Selangor, Malaysia. Agenda kegiatan juga akan diisi dengan diskusi akademik, kunjungan lembaga pendidikan, serta tadabbur alam di berbagai destinasi di Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Sebagai informasi, KKL Riset Internasional ini telah digelar sejak 2022. Pada Angkatan I, kegiatan ini bahkan diantar langsung oleh Rektor UNHASY Tebuireng, Prof. Dr. H. Haris Supratno, beserta pimpinan universitas dan dosen pengampu. Sejak itu, kegiatan ini terus berkembang dan didukung penuh oleh pimpinan UNHASY Tebuireng, Jombang.
“Tujuan dari KKL Riset ini tidak hanya untuk menimba ilmu dan memperluas wawasan global, tetapi juga untuk berbagi praktik baik dan model pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan UNHASY, termasuk pembelajaran abad 21 melalui Asmaul Husna dengan metode Hanifida, yaitu menghafal asma, arti, dan nomor urutnya,” ujar Dr. Hj. Khoirotul Idawati, M.Pd.I, yang akrab disapa Umi Ida, selaku penggagas program.
Dia menambahkan, selain memperkenalkan inovasi pendidikan, kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk menjalin kerja sama formal. “Kami juga menjalin MoU dengan institusi mitra agar kerja sama ini bisa berkelanjutan, terutama dalam bidang penelitian dan pengembangan metode pembelajaran Islam,” lanjutnya.
Peserta KKL Riset Internasional Angkatan IV terdiri dari mahasiswa S2 PAI UNHASY Tebuireng, Jombang adalah Amalia, Della Ellya Kuswati, Devind Camelia Rossa, Siti Taskiyatul Fikriyah, Fina Fauziyah, Royyanatul Mahbubah, Fitria Muktisari, Hasanatun Nadya, Rahayu.Ningsih, Anjir Faghnawy Achmada, Bagas Setiawan, Daud, Egara Dinul Iza,Sulthon Muhammad As Sauqi Zam Zami dan Ahmad Wifaqi Shidiqi. Turut bersama mereka, tiga pendamping yakni Abi Hanif, Umi Ida, dan Baihaqi dari staf pascasarjana.
Setelah kegiatan utama selesai, empat mahasiswa dan dua santri dari lembaga Hanifida tersebut akan melanjutkan pengabdian masyarakat di lokasi yang sama. Program ini diyakini akan memberikan nilai tambah signifikan, baik secara akademik maupun personal.
“Mohon doanya semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan ilmu baru, semangat baru, serta pengalaman baru untuk teman-teman yang sedang KKL Riset Internasional. Kami berharap, karena ini belum membudaya, mudah-mudahan ini bisa menular,” pungkas Umi Ida.
Dia juga menekankan pentingnya membuka wawasan internasional dalam proses pembelajaran. “Dalam al Quran disebutkan, samakah orang yang duduk dengan yang berdiri? Tidak. Samakah orang yang menuntut ilmu dengan yang tidak menuntut ilmu? Tidak. Samakah orang yang belajar di dalam negeri dengan yang belajar di luar negeri? Tentu tidak sama,” katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |