Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Kembangkan Korpus Digital Sastra Indonesia

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim Peneliti Riset Unggulan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang mengembangkan inovasi penting di bidang sastra dalam rangka membangun korpus linguistik sastrawi digital.
Proyek ini bertujuan untuk mendokumentasikan penggunaan bahasa dalam karya sastra Indonesia secara sistematis dan terbuka.
Advertisement
Korpus ini mencakup unsur-unsur seperti kata konotatif, simbol, citraan, dan majas dari berbagai karya sastra sejak era pra-kemerdekaan hingga masa kini. Selain menjadi basis riset, proyek ini juga berperan dalam pelestarian kekayaan ekspresi budaya Indonesia.
Tim peneliti terdiri atas dosen dan mahasiswa Fakultas Sastra Indonesia: Yuni Pratiwi, M. Misbahul Amri, Dwi Sulistyorini, Dewi Ariani, Bambang Prastio, Sutrisno Gustiraja Alfarizi, Muhammad Wildan Nasril, dan Nadia Wahyu Aprilia, dengan melibatkan peneliti luar negeri Tom Hoogervorst dari Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), Belanda.
"Penelitian ini tidak hanya sebagai analisis akademis, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mendokumentasikan keberagaman cara penulis menarasikan tradisi, kepercayaan, hingga perubahan sosial dalam masyarakat. Korpus ini memungkinkan kita menganalisis data linguistik secara sistematis dan menggali nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya," jelas Yuni Pratiwi, Ketua Tim Peneliti dalam keterangannya, Rabu (3/7/2025).
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi dokumen sastra. Karya-karya yang dikaji mencakup prosa, puisi, dan drama, lalu dianalisis menggunakan perangkat lunak seperti Foyant Tool. Data diklasifikasikan berdasarkan muatan imajinatif dan budaya, seperti representasi alam, manusia, hingga konsumsi.
Nadila Wahyu Aprilia, salah satu mahasiswa yang terlibat, mengatakan, proyek ini memberinya pengalaman baru. "Saya belajar banyak tentang cara mengolah data sastra dan memahami perkembangan bahasa dalam karya dari masa ke masa," ujarnya.
Di tingkat global, pendekatan serupa telah digunakan secara luas. Misalnya, Römer (2006) yang menggabungkan sastra, linguistik, dan pedagogi berbasis korpus, serta de Sousa dan Correia (2014) yang menganalisis penggunaan kata ganti dalam novel A Thousand Splendid Suns karya Khaled Hosseini.
Di Indonesia sendiri, penggunaan korpus dalam studi sastra masih tergolong baru, meskipun telah dicoba oleh Dhika JR & Ermanto (2023) melalui aplikasi KORTARA.
Proyek ini diharapkan menjadi fondasi bagi pengembangan riset sastra berbasis data dan teknologi di Indonesia. Lebih dari itu, hasilnya dapat digunakan sebagai bahan ajar, pelatihan menulis, hingga pengayaan literasi digital berbasis budaya di masa depan. (*)
Pewarta: Sutrisno Gustiraja Alfarizi
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |