Pendidikan

Marak Kasus Libatkan Anak, UIN Malang Ajak Mahasiswa Turun Tangan

Kamis, 10 Juli 2025 - 18:14 | 13.02k
Forum diskusi terbuka bertajuk “Menghidupkan Kesadaran Generasi Muda demi Terwujudnya Pergaulan Sehat”, di Fakuktas Humaniora UIN Maliki Malang, Kamis (10/7/2025).  (Istimewa)
Forum diskusi terbuka bertajuk “Menghidupkan Kesadaran Generasi Muda demi Terwujudnya Pergaulan Sehat”, di Fakuktas Humaniora UIN Maliki Malang, Kamis (10/7/2025). (Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sepanjang tahun 2025, ada sebanyak 92 kasus yang terjadi di Kota Malang melibatkan anak sebagai korban. Hal itu berdasarkan data dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang itu.

Fenomena itu pula yang menjadi salah satu pembahasan dalam forum diskusi terbuka bertajuk “Menghidupkan Kesadaran Generasi Muda demi Terwujudnya Pergaulan Sehat”, di Fakuktas Humaniora UIN Maliki Malang, Kamis (10/7/2025).

Forum ini digelar oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Malang bekerja sama dengan Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang. Kegiatan ini mengajak mahasiswa untuk tidak hanya jadi penonton, tapi ikut aktif dalam upaya membangun lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak.

Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, yang hadir sebagai narasumber, secara blak-blakan mengungkapkan kompleksitas persoalan anak di Kota Malang—dari pelecehan seksual hingga tekanan ekonomi dan ketidakharmonisan keluarga.

“Masalah ini nyata dan kompleks. Bukan cuma soal korban, tapi tentang sistem yang tidak ramah anak,” tegasnya.

Ali menekankan pentingnya pendekatan berbasis riset dan kolaboratif. “Ini bukan cuma tanggung jawab Dinas Sosial. Kampus juga punya peran penting. Kita butuh data, pemahaman lapangan, dan strategi yang relevan,” tambahnya.

Ia juga menyoroti kebijakan pembatasan usia pernikahan yang dianggapnya sebagai langkah strategis untuk mencegah kerentanan anak dalam keluarga yang belum siap.

“Kita ingin keluarga sakinah bukan hanya jadi jargon, tapi benar-benar dimulai dari kesiapan emosional dan tanggung jawab,” jelasnya.

Acara ini tak hanya menyuguhkan diskusi satu arah. Mahasiswa diajak berdialog langsung, menonton film pendek karya rekan-rekan mereka di Fakultas Humaniora yang menyoroti berbagai sisi kehidupan anak-anak di tengah tantangan sosial.

Ketua PSGA UIN Maliki Malang, Dr. Istiadah, menegaskan bahwa forum ini dirancang agar mahasiswa mulai menyadari bahwa isu anak bukan hanya tanggung jawab orang tua atau pemerintah.

“Pergaulan yang sehat itu dimulai dari kesadaran pribadi dan lingkungan sekitar. Kalau kita diam, maka kita membiarkan anak-anak kita terus dalam risiko,” ujarnya.

Langkah PSGA ini menjadi bukti bahwa kampus bisa dan harus lebih aktif menjembatani persoalan sosial dengan aksi nyata. Tidak hanya melahirkan wacana, tapi juga menggerakkan perubahan. (*)

Advertisement

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES