
TIMESINDONESIA, SUMENEP – Masalah di Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, benar-benar kompleks. Mulai dari dari masalah listrik, infrastruktur jalan, hingga persoalan pendidikan yang terbatas, menambah rentetan masalah di wilayah itu.
Keterbatasan masalah pendidikan itu, ditanggapi serius oleh tokoh masyarakat setempat, H Muhammad Saleh. Pria yang menjabat sebagai Kepala Desa Pancor, Kecamatan Gayam, Sapudi ini, langsung mendirikan Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama (SMP NU) di wilayah itu.
Advertisement
Menariknya, ia mendirikan SMP NU tanpa bantuan siapapun. Biaya bangunan untuk mendirikan sekolah, dia mengeluarkan dari sakunya sendiri.
Tidak ada yang tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan. Baginya, hanya terpatri dalam hati bahwa warga pulau harus berpendidikan dan tidak boleh tertinggal.
”Kami ingin warga kepulauan Sapudi ini, berpendidikan. Memiliki pengetahuan. Generasi muda di Sapudi, tidak boleh tertinggal. Saya tidak mau warga pulau selalu termarginalkan hanya karena tidak berpendidikan,” ujar H Muhammad Saleh, ketika dalam perbincangan dengan wartawan SumenepTIMES.
Kini, SMP NU telah memiliki lebih dari 40 siswa. Umurnya masih baru satu tahun. Belum ada yang lulus. Memiliki dua ruang kelas plus dengan ruang guru. H Muhammad Shaleh membangun dua ruang kelas lagi karena sudah tidak memungkinkan hanya dua ruang kelas untuk 40 siswa plus ruang guru.
Pada peletakan batu pertama dua ruang kelas baru, dilakukan Wakil Gubenur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf, bersamaan dengan Haul Akbar KH Ach Sufyan Miftahul Arifin dari Situbondo.
Peletakan batu pertama, selain dilakukan Gus Ipul, juga dilakukan oleh Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi dan dihadiri Ketua DPRD Sumenep Herman Dali Kusuma. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Sukmana |