FKUB Minta Wali Kota Blitar Segera Cari Solusi

TIMESINDONESIA, BLITAR – Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar mendatangi rumah dinas Walikota Blitar, Sabtu (2/7/2016) pagi.
Maksud kedatangan mereka kali ini adalah meminta Walikota Blitar M. Samanhudi Anwar segera mencari solusi terkait kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Pendeta Gereja YHS Blitar, Ruth Erwin, yang mengaku sebagai anak cucu dari Pondok Tebuireng Jombang.
Advertisement
Meski sudah ada klarifikasi bantahan dari Pondok Tebuireng terkait pernyatan Ruth, namun video youtube yang memuat Ruth mengaku sebagai anak cucuk Pondok Tebuireng itu sudah tersebar luas di media sosial dan menggemparkan masyarakat Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
“ Bahkan ini sudah membuat panas suasana di Blitar. Terakhir, Pemuda Muhammadiyah dan Banser mau melakukan demo kami khawatir, jika tidak diselesaikan hal ini akan merembet ke konflik sosial keagamaan yang lebih luas.
Hari ini kami dari FKUB berusaha meredam dengan meminta kepada Walikota untuk segera mencarikan solusi pemecahan,” kata Ketua FKUB Kota Blitar, Ahmad Bassir.
Ahmad Bassir menambahkan, meskipun pihaknya tidak ingin masalah ini meluas ke arah anarkisme, FKUB tegas tidak akan menerbitkan rekomendasi ijin operasional Gereja YHS.
“Gereja itu masih dalam proses ijin, jika jadinya seperti ini kami tidak akan terbitkan rekomendasi,” ungkapnya.
Walikota Blitar, M.Samanhudi Anwar menegaskan, dia bertanggung jawab penuh soal masalah ini dan menargetkan sebelum hari raya idul fitri persoalan ini sudah selesai.
“Jangan sampai masalah ini menganggu stabilitas kondisi di hari raya nanti,” katanya.
Lanjut Walikota, hari ini juga dia akan memanggil BAMAG dan pendeta se Kota Blitar untuk melakukan musyawarah untuk menentukan langkah-langkah.
“Minimal, mereka dari YHS dan pendeta Ruth Erwin harus meminta maaf secepat mungkin. Karena penistaan agama nya sangat jelas, saya sudah melihat video you tube itu secara langsung,” ungkap Samanhudi.
Sebelumnya, keluarga Besar Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng mengklarifikasi terkait beredarnya video di situs Youtube yang berisi ceramah seorang pendeta bernama Ruth Ewin dari Gereja Yakin Hidup Sukses (YHS) Blitar. Dalam video itu, ia mengaku sebagai keturunan Kiai Tebuireng.
Tim klarifikasi Ponpes Tebuireng memastikan bahwa apa yang dilakukan oleh pendeta Ruth Ewin dan Gereja YHS adalah kebohongan besar. Hal ini berdasarkan pertemuan Tim Klarifikasi Ponpes Tebuireng dengan pendeta Ruth Ewin dan pihak Gereja YHS, Sabtu (25/6) lalu.
Dijelaskan Lukman, pihak Gereja YHS Blitar juga telah mengakui adanya peran aktif dan keterlibatan dari salah satu jemaatnya dalam proses pengunggahan video rekaman tersebut.
Meski begitu, Lukman tetap menuntut pertanggungjawaban dari pendeta Ruth Ewin maupun pihak gereja. Pasalnya, video tersebut telah beredar secara viral di berbagai media sosial, sehingga hal ini sangat merugikan keluarga besar Ponpes Tebuireng.
“Kebohongan tersebut juga dapat memicu prasangka dan kegaduhan di masyarakat. Karena itu, kami menuntut pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh pendeta Ruth Ewin secara pribadi dan Gereja YHS Blitar secara kelembagaan,” tegas Lukman dalam keterangan tertulisnya kepada Wartawan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Ahmad Sukmana |