Peristiwa Daerah

Pesantren Pencetak Generasi Berpikir London Berjiwa Makkah

Sabtu, 23 Juli 2016 - 16:31 | 45.77k
Ketua RMI NU Banyuwangi, KH Ahmad Munib Syafaat. (Foto: Syarif/TIMES Indonesia)
Ketua RMI NU Banyuwangi, KH Ahmad Munib Syafaat. (Foto: Syarif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Gencarnya pengaruh budaya asing adalah pemicu terjadinya degradasi moral di kalangan anak bangsa. Untuk itu, Rabithah Ma'had Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) menghimbau para orang tua untuk membekali buah hatinya dengan wawasan serta pondasi keagamaan yang kokoh.

Dan lembaga pendidikan yang mampu melakukan itu semua, sampai saat ini masih pondok pesantren.

Advertisement

"Karena di pesantren ada tiga unsur yang sangat mendukung dibanding lembaga pendidikan umum," kata Ketua RMI NU Banyuwangi, KH Ahmad Musnib Syafaat, Sabtu (23/7/2016).

Pertama, lanjutnya, di pesantren ada da’watun khasanah atau doa yang bagus. Minimal, kiai mendoakan santri sehari lima kali dalam shalat berjamaah. Kedua, di pesantren ada uswatun khasanah, yakni perilaku yang bagus. Dan ketiga ada, mauidhotun hasanah atau ucapan yang bagus.

“Jika ini diterapkan secara total, Insya Allah akan bisa mencetak generasi penerus yang berakhlak mulia, punya jiwa perjuangan kuat, dan punya wawasan yang luas. Istilahnya berpikir secara London dan berjiwa Makkah,” papar pengasuh ponpes Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, ini.

Dengan makin ketatnya persaingan dunia pendidikan, agar bisa merangsang ketertarikan para orang tua, pesantren diharapkan bisa lebih total. Kuat dalam ilmu agama, tapi tidak kalah dalam bidang ilmu pengetahuan umum.

“Kiai sekarang juga perlu berjihad keras untuk mencapai taraf keikhlasan kiai - kiai tempo dulu, karena itu akan mempengaruhi orang yang didoakan,” cetusnya.

Tokoh mudah NU ini menambahkan, peran orang tua dinilai masih sangat penting demi terbentuknya generasi muda intelektual dan berakhlak mulia. Tidak bisa orang tua tingal diam meskipun anak sudah di pesantren.

“Orang tua tetap harus menjadi kontrol yang utama bagi anak, kapan pun dan dimanapun. Sinergitas tetap diperlukan untuk menjaga dan mengawal terbentuknya generasi handal,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES