Ada Tradisi Nasi Takir di Perayaan HUT RI di Purbalingga

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Peringatan HUT ke-71 Republik Indonesia di MTs Muhammadiyah 04 Slinga Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, diwarnai kegiatan yang cukup unik.
Para Pelajar MTs saling bertukar nasi yang disebut takir, sebuah nasi yang di tempatkan dalam sebuah wadah yang terbuat dari daun pisang membentuk nasi kotak.
Advertisement
Setiap siswa membawa satu takir yang di bungkus dengan daun pisang, lauknya-pun tidak boleh berlebihan, disarankan dengan lauk serundeng (parutan kelapa), kacang goreng, mie, tahu atau tempe.
Menariknya, takir tersebut dikumpulkan menjadi satu yang kemudian dibagikan kembali kepada siswa dengan sistem acak, tanpa diketahui pemilik sebelumnya. Sekalipun ada takir yang cuma berisi lauk tahu tempe mendapatkan takir dengan lauk daging, demikian pula sebaliknya.
Hal tersebut bertujuan untuk melatih siswa belajar hidup sederhana, sekalipun kenyataannya ada saja yang membawa nasi takir dengan lauknya ayam dan telur.
Dengan saling bertukar takir, mengandung pesan pelajaran untuk berbagi dengan sesama dan belajar menerima dengan ikhlas rezeki yang diperolehnya”
Kepala MTs Muhammadiyah 04 Slinga Aris Pujianto menjelaskan, mereka adalah generasi emas di tahun 2045 nanti, dan pada tahun itu, satu abad kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
“Takir dalam bahasa jawa mengandung filosofi atau juga bisa diartikan “detata lan depikir” (direncana dan dipikir), setiap langkah harus tertata dan direncanakan, Insyaa Allah akan menuai kesuksesan” ucapnya Jum’at (19/8/2016).
Lanjut Aris, dengan siswa membawa takir, pihak sekolah jadi tahu dan mendapat gambaran tingkat perekonomian orang tua siswa. Selain itu siswa-pun diajak untuk belajar melihat ke bawah sehingga tumbuh kepedulian kepada sesama yang lebih membutuhkan.
“Kita sudah merdeka, namun masih saja ada yang hidup dibawah garis kemiskinan. Mereka masih makan seadanya,” ujarnya.
Menurutnya, dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menciptakan generasi yang selalu memiliki ketrampilan melakukan perencanaan yang baik sebelum melakukan aksi.
Takir sendiri dimakan setelah selesai karnaval keliling kampung, secara bersama-sama dengan duduk lesehan di teras depan kelas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |