Wow, Cantiknya Santri Peserta Fashion Show Musabaqah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berbusana muslim sesuai norma agama adalah keharusan, Adapun tampil penuh gaya atau modis adalah bentuk kreativitas dalam berbusana muslim.
Itulah yang coba ditampilkan oleh puluhan santriwati yang mengikuti Lomba Fashion Show dan Hijab, Musabaqah antar Pesantren, yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Huda, Desa Krasak, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Advertisement
Ajang yang digagas Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Bumi Blambangan ini ingin menegaskan, selain pintar dalam ilmu pengetahuan dan ilmu agama, santriwati juga bisa tampil modis dan modern sekaligus menunjukkan karakter mereka sebagai perempuan masa kini.
Ketua RMI Banyuwangi, KH Ahmad Munib Syafaat mengatakan lomba fashion show dan hijab ini sedikitnya diikuti 48 santriwati.
Acara ini sengaja digelar sebagai wahana mendorong kreativitas santri dalam berbusana Islami. Sekaligus bentuk kampanye kepada masyarakat luas tentang bagaimana berbusana muslim sesuai norma dan agama namun tetap modis.
“Busana yang baik bukan hanya menutup aurat, tapi juga tidak menimbulkan reaksi dari lawan jenis. Contohnya, dalam berbusana, bentuk tubuh tidak boleh terlihat,” kata tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Rektor IAIDA Blokagung Banyuwangi ini.
Musabaqah antar Pesantren ke-15 RMI Banyuwangi tersebut digelar tiga hari berturut-turut. Mulai 30 Maret 2017 hingga 1 April 2017 mendatang. Di sini 3500 peserta dari 110 Pesantren di bawah naungan RMI Bumi Blambangan, akan adu kebolehan dalam 11 jenis perlombaan.
Di antaranya, lomba khutbah bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, baca kitab salaf atau kitab kuning, muhafidoh (imrity dan alfiyah), tahfidzul quran dan cerdas cermat. Termasuk qiro’ah, kaligrafi, dibaiyah, lomba jasmani serta fashion show dan hijab.
Agenda dua tahunan RMI Banyuwangi, ini mendapat pujian dari pengurus RMI Pusat. Jumlah santri yang menjadi peserta disebut paling besar di Indonesia.
“Musabaqah antar pesantren Provinsi Jawa Timur saja pesertanya hanya 1500, kita bisa mencapai 3500 peserta. Itu pun karena jadwal pendaftaran harus ditutup awal dengan pertimbangan sarana dan prasarana,” pungkas pengasuh Ponpes Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |