Peristiwa Daerah

Wakil Rektor ULM: Banyak Dosen yang Tidak Bisa Menulis

Rabu, 12 April 2017 - 10:35 | 56.85k
Rektorat Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. (Foto: ulm.ac.id)
Rektorat Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. (Foto: ulm.ac.id)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan perbaiki kualitas bahasa pendidiknya demi memaksimalkan publikasi jurnal ilmiah internasional. ULM bertekad jumlah publikasi jurnal ilmiah tiap tahunnya meningkat sehingga tingkat kompetensi dosennya makin baik.

Wakil Rektor I ULM Banjarmasin Profesor Dr Ahmad Alim Bachri, S mengatakan, pihaknya prihatin dengan kondisi ini. Untuk itu, ULM akan memaksimalkan labaoratorium bahasa untuk meningkatkan kemampuan bahasa dosennya.

Advertisement

Pihaknya meyakini dengan peningkatan kualitas bahasa akan berpengaruh signifikan terhadap jumlah jurnal ilmiah internasional yang dikirim.

Data dari Scopus  menyebutkan untuk Kalimantan masih dipegang Universitas Mulawarman (Unmul) menduduki pertama atau urutan 32 di tingkat nasional. Scopus merupakan pusat data publikasi ilmiah tepercaya di dunia. Tolok ukur kualitas dosen salah satunya publikasi yang diterbitkannya.

Laporan akhir Maret lalu, Unmul mempublikasikan sebanyak 213 penelitian. Memperbaiki kualitas bahasa dosen.

“Inilah langkah pendek yang sudah kita lakukan. Karena faktor bahasa jadi kendala bagi publikasi jurnal ilmiah internasional.  Dosen banyak yang bisa  bicara bahasa Inggris, tapi menulisnya tidak bisa,” ujar Ahmad Alim Bachri, Selasa (11/4/2017).

Sementara itu, perguruan tinggi di Kalimantan lainnya, seperti Universitas Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat, menduduki peringkat 45 dengan publikasi penelitian sebanyak 147. Disusul Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan di peringkat 48 dengan total publikasi sebanyak 140.

Selain memfasilitasi para dosennya untuk belajar bahasa , ULM juga mengeluarkan kebijakan dengan cara memberikan insentif bagi dosen-dosen yang menghasilkan karya ilmiah, buku, jurnal dan sebagainya. Jumlah insentif yang diberikan beraneka ragam tergantung kualifikasi jurnal yang dihasilkan. Dosen bisa naik pangkat dengan syarat ada riset dan publikasi.

Achmad menambahkan, sebenarnya, produktivitas jurnal yang dihasilkan dosen sudah semakin baik. Dari 1.030 dosen, sekitar 270 dosen memiliki gelar Doktor. Tahun ini gelar doktor akan dikejar lebih banyak. Untuk memenuhi angka ideal 30 persen. Dan target jurnal internasional tahun 2017 yang harus dikirim sekitar 200 jurnal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES