Peristiwa Daerah Hari Batik Nasional 2017

Batik Jumputan, Akulturasi China India yang Mendarat di Nusantara

Senin, 02 Oktober 2017 - 21:21 | 560.77k
Vicky Shu (kiri) saat Prosesi Siraman dan Midodareni Sebelum Menikah. (Foto: Bintang)
Vicky Shu (kiri) saat Prosesi Siraman dan Midodareni Sebelum Menikah. (Foto: Bintang)
FOKUS

Hari Batik Nasional 2017

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Batik Jumputan, salah satu jenis batik yang sedang trend saat ini. Tengok saja pakaian adat Jawa yang dikenakan para artis saat acara keluarga. Seperti Vicky Shu saat prosesi siraman, keluarga Anang Ashanti dan  Ahmad Dhani beserta keluarganya saat acara tidak siten anak bungsunya. 

Batik jumputan sendiri memang terlihat lebih cerah dan meriah sebab aneka warga segar diterapkan dalam batik ini. 

Sejatinya batik jumputan bukan asli dari Indonesia. Dikutip dari fitinline.com sejarahnya, teknik jumputan yang berasal dari negeri tirai bambu yang dibawa oleh para saudagar India. Karena keragaman warna dan motif yang indah, maka teknik ini pun berkembang di Nusantara.

Ahmad-Daniu526o.jpg(Foto: Tribun Style)

Bukti lain dari keberadaan teknik jumputan tertera pada Prasasti Sima yang dibuat pada abad ke-10. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia telah berkembang dengan pesat teknologi pembuatan kain yang memiliki pola hias seperti pola tie dye atau jumputan. Hanya saja istilah yang digunakan oleh masyarakat untuk menyebut kain tersebut berbeda-beda. 

Di Indonesia, batik jumputan biasa diproduksi oleh beberapa daerah tertentu seperti Yogyakarta, Solo, Palembang, Pekalongan, dan Bali. Di mana masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri pada motifnya.  

 Batik jumputan merupakan jenis batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup untuk menciptakan gradasi warna yang menarik. Batik ini tidak ditulis dengan malam seperti kain batik pada umumnya, kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna. 

Batik-Jumputanzc7aO.jpg(Foto: tokopedia)

Teknik celup rintang, yakni menggunakan tali untuk menghalangi bagian tertentu pada kain agar tidak menyerap warna sehingga terbentuklah sebuah motif.

Nah agar mendapatkan motif yang beragam pada kain batik ini, digunakanlah teknik jahit. Kain akan diberi gambar pola terlebih dahulu, kemudian pola tersebut dijahit hingga bagian tersebut mengerut. Saat dicelupkan ke dalam pewarna, bagian kain yang dijahit tidak akan terkena warna.

Disini perajin batik tak boleh habis ide, ia terus berinovasi agar batik jumputan tak kalah pamor dengan batik tulis. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES