Patung Nakula dan Sahadewa, Simbol Pengingat Sejarah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Patung Nakula dan Sahadewa, menjadi salah satu simbol pengingat sejarah. Patung yang ada di Jalan Simpang Kali, Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung Bali itu, kini sudah berdiri tegak.
Kini, patung dua tokoh kakak adik dalam legenda Mahabrata itu masih proses penyelesaian. I Made Budiartha Bendesa Adat Jimbaran menyampaikan bahwa patung ini adalah karya I Wayan Winten yang sudah cukup dikenal di Bali.
Advertisement
Selain itu, berdirinya patung ini adalah usulan dari masyarakat Desa untuk lebih bagus atau menata Simpang Kali Jimbaran dan untuk pengerjaannya berada di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung.
“Berdirinya patung ini, tak lepas dari sejarah Desa Jimbaran, dan kaitannya juga erat dengan beberapa situs di Pura Ulun Swi Jimbaran," ucapnya, Jumat (03/10/2017).
Budiartha mengisahkan, bahwa pelataran bangunan meru tumpang solas Pura Ulun Swi terdapat situs Tualen perlambang angka 8, dan patung Bima perlambang angka 5, dan patung Bhatara Yama perlambang angka 9.
Kalau dijejerkan katanya, maka muncul angka 859 yang dalam bacaan Candra Sangkala konon menunjukkan tahun masehi 1036.
"Berdasarkan catatan sejarah, Desa Adat Jimbaran diperkirakan mulai ditata sebagai desa pada tahun 1036 masehi," imbuhnya.
Menurut Budiartha, bahwa patung Nakula dan Sahadewa berkarakter tenang, dengan membawa senjata gandewa dan panah padma. Nantinya, juga akan ada patung Tualen yakni tokoh Punakawan yang sedang menghadap Nakula-Sahadewa.
Sementara di sisi-sisinya, akan disertai taman bambu kuning dan patung kijang. "Ini bisa menjadi pengingat sejarah bagi warga Jimbaran, sekaligus mempersatukan untuk bersama membangun Jimbaran," tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Bali |