Peristiwa Daerah

KPAI Kecam Aksi Kekerasan Guru di Pangkalpinang

Senin, 06 November 2017 - 10:48 | 54.31k
ILUSTRASI - Kekerasan pada anak (FOTO: chirpstory)
ILUSTRASI - Kekerasan pada anak (FOTO: chirpstory)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutuk keras terjadinya penganiayaan siswa  oleh oknum guru bernama Ma’in di salah satu SMP di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah ini dipicu hal sepele, karena korban dianggap kurang ajar dengan sengaja memanggil nama si guru tanpa menggunakan kata; “Pak”. Siswa SMPN  berinisial RHP kini terbujur lemah di IGD RSUD Kota Pangkalpinang setelah menjadi korban pemukulan guru tersebut. 

Advertisement

“Ini sudah masuk kategori penganiayaan berat, karena tidak sekedar di tampar, tetapi siswa pun dibenturkan kepalanya ke dinding. Diduga akibat benturan tersebut, ananda korban mengalami sakit di kepala,” ujar Retno Listyarti, komisioner KPAI bidang pendidikan dalam keterangan pers yang diterima TIMES Indonesia, Senin (6/11/2017).

Retno melanjutkan, selain dianggapnya sadis, guru tersebut pun melakukan aksi kekerasannya di hadapan siswa yang lain dan bahkan sempat upaya dilerai oleh siswa yang lain. Tetapi sang guru malah makin meningkatkan aksinya kekerasannya, bahkan terjadi juga pelemparan kursi.

"Guru semacam ini sangat membahayakan bagi keselamatan psikologis dan fisik anak-anak karena tak mampu mengontrol emosi. Yang bersangkutan harus dievaluasi secara kepegawaian oleh Dinas terkait apakah masih patut menjadi guru," ucapnya.

Berdasarkan Informasi yang berhasil dihimpun KPAI, aksi pemukulan oleh oknum guru yang mengajar mata pelajaran matematika ini, bermula ketika korban dengan sengaja mengejek guru tersebut. Yakni dengan langsung memangil nama tanpa menggunakan sapaan 'pak' saat melewati kelas lain yang sedang diajar oleh guru tersebut.  

Keisengan korban tersebut kemudian berbuah simalakama bagi korban. Sang guru mengajarnya di kelas saat jam pelajaran berlangsung. "Saat itu juga aksi pemukulan dan pembenturan kepala ke dinding terjadi," tutur Retni.

Korban sempat dibawa ke kantor kepala sekolah, dan pihak keluarga kemudian membawa korban ke Puskesmas Air Itam dan mendapatkan oksigen. Namun kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. "Ananda korban di rawat RSUD Depati Hamzah. Pihak keluarga tidak terima atas penganiayaan ini dan kemungkinan akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES