Jaelah, Nenek Miskin yang Memimpikan Bisa Tidur Kasur Empuk

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Seluruh rakyat Indonesia sepakat bahwa negeri ini telah merdeka. Pembangunan pun terus bergeliat, demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Bagi warga yang bernasib baik, hidup dengan ekonomi kecukupan, proklamasi adalah suka cita. Tapi pernahkah kita membayangkan bahwa ternyata masih ada warga Indonesia, yang hidup serba kekurangan?.
Advertisement
Itulah yang ditemui Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Banyuwangi, Jawa Timur, Michael Edy Hariyanto, saat menyusuri pemukiman penduduk di RT 01, RW 04, Lingkungan Kopen Bayah, Kelurahan Giri, Kecamatan Giri.
Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, beserta rombongan saat menemui nenek Jaelah. (Foto : Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Dia yang ditemani, Sekretaris, Julisetyo Puji Rahayu, Ketua BPOKK, Sunarko Wijaya dan anggota Fraksi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, Yusieni, kaget melihat kondisi Nenek Jaelah, warga setempat.
Siapa yang tidak tergetar hatinya. Diusia senja, wanita jompo tersebut hidup sebatang kara dalam dekapan kemiskinan. Rumah tempat sehari-hari dia berteduh ukurannya sekitar 3X3 meter, kondisinya sangat tidak layak.
Bangunan sudah mulai miring. Atap genteng juga sudah tidak teratur. Tentunya bocor apabila turun hujan. Dinding yang terbuat dari anyaman bambu pun juga sudah rusak. Lubang di sana-sini.
Teman tidurnya hanya dipan reot, beralaskan kasur usang yang sudah mengeras. Ditutup beberapa lembar kain kebaya bekas.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Yusieni, saat menemui nenek Jaelah. (Foto : Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Melihat keadaan ini, Michael bersama rombongan memutuskan untuk mendekat. Mencoba menggali lebih dalam apa penyebab kemiskinan masih terjadi. Mendengar ada yang mengetuk, nenek mulai pikun tersebut membukakan pintu.
"Saat melihat kondisi dalam rumah, kami sangat terenyuh. Bayangkan, seluruh aktivitas nenek Jaelah dilakukan di situ, rumah itu sebagai kamar, ruang tamu dan dapur jadi satu," ucap Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, Rabu (17/1/2018).
Michael, pengusaha pemilik tempat wisata Alam Indah Lestari (AIL) Rogojampi, menyempatkan untuk berkomunikasi dengan nenek Jaelah. Tentang apa keinginan dan harapan si nenek diusia tuanya.
"Kalau saya, sejak dulu sangat menginginkan bisa tidur di atas kasur yang empuk," ungkap wanita yang sudah puluhan tahun ditinggal mati Takad, suaminya
Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, beserta rombongan saat menemui nenek Jaelah. (Foto : Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Siapa yang tidak miris mendengarnya. Keinginan nenek Jaelah memang hanya sederhana. Tapi sangat menggambarkan bahwa sepanjang hidup dia nyaris tak pernah dekat dengan kebahagiaan.
Sebelum beranjak, berharap bisa meringankan beban hidup serta harapan, Michael memberikan bantuan sejumlah uang. Begitu juga anggota Fraksi Demokrat yang juga Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Yusieni. Namun sebelum diserahkan, mereka memanggil Lurah Giri, Eko Yulianto dan Ketua RT setempat, Ashari, sebagai saksi.
"Terima kasih banyak atas kepeduliannya terhadap warga kami," ucap Lurah.
Dari pengalaman yang kesekian kalinya ini, Michael bertekad akan lebih sering 'blusukan' ke masyarakat. Dengan begitu dia berharap DPC Partai Demokrat Banyuwangi, akan lebih tahu apa yang dibutuhkan masyarakat.
Kondisi rumah nenek Jaelah, di Lingkungan Kopen Bayah, Kelurahan Giri, Banyuwangi. (Foto : Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
"Dan bagi masyarakat luas, jangan sungkan-sungkan mengadu ke kami. Karena partai kami berkomitmen untuk hadir, peduli serta memberi solusi," imbuh Michael. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |