Indonesia Pastry Alliance Dorong Kreatifitas Pelaku Usaha Kuliner

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bisnis pastry seakan tak ada matinya. Peluang usaha tersebut bahkan kini kian menjamur. Pastry merupakan salah satu pengetahuan tentang pengolahan dan penyajian makanan, khususnya berbagai jenis kue.
Indonesia Pastry Alliance (IPA), sebagai sebuah asosiasi atau aliansi beberapa pastry chef profesional seluruh Indonesia, mewadahi orang - orang yang memiliki profesi di bidang ini.
Advertisement
Tujuan didirikannya IPA sebagai jembatan penghubung antara supplier penyedia bidang komoditi dengan user pastry. Disamping itu, IPA juga menjadi mediator untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para pelaku pastry.
Mereka akan memperoleh edukasi, tidak hanya pastry chef saja, namun juga pebisnis di dalamnya, mahasiswa/siswa, serta masyarakat umum.
"Agar memiliki pengetahuan tentang pastry sehingga bisa berkreasi di bidang ini dan menjadi entrepreneur," terang I Made Kona, selaku Advisor (penasehat) sekaligus senior dari IPA.
Di samping meningkatkan kualitas produk, ilmu patisserie juga bermanfaat meningkatkan value (nilai tambah). IPA sendiri telah ada sejak 2003 dan berdiri di Jakarta, sebelumnya dikenal dengan nama Asosiasi Pastry Chef.
Selain edukasi, kegiatan lain dari IPA adalah kompetisi. Seperti yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. IPA merasa memiliki peran serta di dalam men-support para pelaku bisnis pastry.
"Kita punya kewajiban secara moral dan bisnis men-support supaya mereka bisa maju," imbuh pria yang juga berprofesi sebagai dosen Patisserie di STP Nusa Dua Bali ini.
Acara kompetisi diadakan pada Agustus tahun lalu di Bali, dan berhasil menjaring pemenang salah satunya dari Surabaya dengan produk kue lumpur berbahan dry potato bernama Poteto.
Pemenang mendapatkan sertifikasi serta fresh money, benefitnya tentu saja mendapatkan perbandingan serta pengalaman.
"Sehingga dari para peserta yang sudah dilombakan, mereka bisa belajar dari sana," ulas I Made Kona saat dijumpai di Surabaya, Rabu (24/1/2018).
Menurut Made Kona, saat ini prospek bisnis di bidang pastry sangat luar biasa untuk dikembangkan. Pastry menjadi kudapan inovasi baru yang tak membosankan. Didukung perkembangan ekonomi yang semakin maju, orang mencari sensasi makanan lain selain jajanan pasar. Pastry juga bisa menjadi oleh-oleh makanan khas kekinian.
"Di sinilah perannya, sehingga prospek ini bisa kita lirik usai kita lakukan survei, bahwa efek dari pembuatan produk ini berimplikasi pada tourism (pariwisata, red)," tambahnya.
Pria asli Bali tersebut memberi bocoran cara berbisnis pastry bagi pemula, yang disebut tujuh strategi marketing. Bahwa konsep - konsep di dalam melakukan usaha ini harus memperhitungkan beberapa hal.
Di antaranya memperhatikan ciri khas produk, harga bersaing, tempat (lokasi) penjualan, promosi (merupakan hal paling penting yang perlu diperhitungkan, bisa melalui media sosial atau selebaran), people (orang yang bekerja di dalamnya), proses packaging, serta fisik interior toko yang kita miliki.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |