Peristiwa Daerah

Sebagai Peyangga KEK, Kompleks Dishubpar Dijadikan TIC Besar

Kamis, 01 Februari 2018 - 12:56 | 237.19k
Pintu gerbang masuk KEK Singosari si Jl Tumapel yang akan dilebarkan menjadi tujuh meter. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Pintu gerbang masuk KEK Singosari si Jl Tumapel yang akan dilebarkan menjadi tujuh meter. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kompleks Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubpar) akan diubah menjadi Tourist Informatian Centre (TIC) besar. Nantinya TIC berfungsi sebagai tempat penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari. 

Usulan itu sudah disampaikan kepada bupati Malang, Dr H Rendra Kresna. "Beliau sudah ok. Kami sekarang sedang menggarap rencana bentuknya. Namun yang jelas pendopo tidak akan kami rubah. Hanya ruang-ruang di sekitarnya saja," kata Kepala Dishubpar,  Made Arya Wedanthara kepada TIMES Indonesia, Rabu (31/1/2018). 

Advertisement

Meski sekarang sudah ada TIC di kompleks Pendapa Agung Kabupaten Malang, namun Made bertekad akan terus membuat TIC-TIC baru agar mempermudah masyarakat mengetahui dan mengenal Kabupaten Malang lebih cepat dan merata. 

Jalan-Singosari.jpg

TIC besar yang akan dibuat Made di kompleks perkantoran Dishubpar nantinya juga akan dilengkapi dengan berbagai bentuk kegiatan kesenian yang akan ditampilkan setiap hari. Rencananya akan melihat seluruh siswa SMP dan SMA.

"Setiap hari akan ada kegiatan pelatihan tari, pendalaman budaya dan sebagainya, "ujarnya. 

Di sana akan dibuat sebagai tempat tampilnya segala macam budaya Negara Singosari. Seorang budayawan yang juga Penasehat Lesbumi NU Kabupaten Malang, Ki Eko Budisantoso juga mengatakan pentingnya mengangkat Singosari sebagai sampulnya KEK Singosari.

"Karena Singosari ini dulu negara. Bukan kecamatan. Jadi sejak jaman itu sudah ada peradaban pemerintahan," katanya. 

Ia menyarankan agar pembentukan KEK Singosari ini juga harus berbasis wana (hutan). Saran yang disampaikan itu bukan tanpa alasan. "Hutan adalah penyangga dan pengendali banjir. Bisa dibayangkan kalau basis wananya tidak ada, maka Singosari yang letaknya lebih rendah dikhawatirkab terdampak banjir. Kami tidak menentang keberadaan KEK karena itu keniscayaan. Silahkan saja membuat KEK," ujarnya. 

Kepala Bappeda Kabupaten Malang, Tomi Herawanto dalam kesempatan berbeda mengatakan hingga kini Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) masih belum selesai. "Tapi kami sudah menuju ke finalisasi, " kata Tomi kepada TIMES Indonesia,  Kamis (1/2/2018) siang. 

Sejumlah dokumen lainnya, juga ditegaskan masih dalam proses penyusunan penyelesaian. 
Masalah amdal tampaknya sesuatu yang memang patut dipertimbangkan secara matang. Karena bila KEK Singosari ini terwujud, selain akan banyak bangunan juga geografinya yang agak tinggi,  berada di kaki gunung Arjuna. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES