Peristiwa Daerah

Mustafa Kemal Attaturk, dari Pujian Hingga Siksa Kubur

Minggu, 25 Maret 2018 - 18:24 | 1.66m
Aprilian Cena, S. Sos Di makam Mustafa Kemal Attaruk (FOTO: Istimewa)
Aprilian Cena, S. Sos Di makam Mustafa Kemal Attaruk (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mustafa Kemal Attaturk adalah pendiri negara Turki setelah keruntuhan Kesultanan Ottoman. Sebagian besar menjadikan Mustafa Kemal sebagai Bapak Bangsa Turki.

Sejarah mencatat bahwa Mustafa Kemal adalah tokoh utama yang menyekulerkan negara Turki sampai pada akar-akarnya. Mulai dari penghapusan bahasa Arab, pelarangan penggunaan hijab, penggunaan bahasa Turki pada adzan, dan penghapusan ajaran Islam di berbagai aspek.

Secara konstitusi sistem kekhalifahan dihapus pada 1 November 1922. Pada 29 Oktober 1923 barulah Negara Turki terbentuk sebagai negara sekuler.

Sebagian masyarakat Turki yang setuju dengan sistem sekuler sangat mengagungkan Mustafa Kemal sebagai penyelamat bangsa dari kehancuran negaranya.

Di sisi lain masih banyak juga masyarakat Turki yang merindukan kejayaan Islam masa Kesultanan Ottoman yang menerapkan nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan kata lain masyarakat Turki terbagi dalam dua pandangan, yakni sekuler dan Islam.

Terdapat bagian menarik terkait persepsi mereka pasca meninggalnya Mustafa Kemal yang kuburannya diabadikan di Anitkabir, sebagai museum sejarah yang terletak di Ankara.

Kalangan pemuja sekuler menganggap kuburan Mustafa Kemal sangat suci dan meyakini bahwa Sang Pendiri Bangsa sudah mendapatkan keselamatan dari siksa kubur atau tanpa siksa kubur. Pandangan tersebut atas dasar jasa besar yang sudah menyelematkan Turki dari keruntuhan.

Berbanding terbalik bagi kalangan Islam di Turki yang menganggap Mustafa Kemal sebagai biang kerok dari keruntuhan Islam di Turki. Kalangan Islam di Turki meyakini bahwa setiap adzan dikumandangkan pasti kuburan Mustafa Kemal di Anitkabir akan bergetar dan gusar. Dimana itu menandakan siksa kubur sedang berlangsung terhadap Mustafa Kemal sebagai penghancur Islam di Turki.(*)

(Sumber: Observasi dan Wawancara kepada Penduduk di Ankara, Istanbul, dan Afyonkarahisar)

Oleh: Aprilian Cena, S. Sos, Bendahara Umum PMII Cabang Ciputat 2016-2017, Penerima Beasiswa PPMLN Turki 2017, Kemenpora 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES