Mengenalkan Batik Sejak Dini, Mengajarkan Anak Mencintai Budaya Bangsa

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Betapa kayanya budaya Indonesia satu di antaranya, ter-explore melalui batik. Ada beragam desain yang setiap coraknya mengandung makna dan identitas yang berbeda-beda dari masing-masing daerah. Hal tersebut bagaimana anak negeri mencintai budaya bangsa.
Batik yang telah menjadi identitas bangsa Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Dunia internasional melalui UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi pada 2 Oktober 2009.
Advertisement
Maka sejak itu, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Penetapan Hari Batik Nasional, semakin mengukuhkan betapa tinggi nilai-nilai yang dianut masyarakat Nusantara.
Namun, upaya menjaga, mempertahankan kekayaan budaya bangsa tak berhenti sampai di sini.
Satu di antara tugas yang tak kalah berat adalah mengenalkan kepada anak-anak, menumbuhkan rasa memiliki dan bangga memilikinya.
Termasuk memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Beragam cara pun ditempuh, supaya anak-anak tidak akan tercerabut dari budaya luhur bangsa dan ikut menjaga identitas ini di tengah masyarakat dunia.
Satu cara yang efektif untuk mengenalkan batik kepada anak-anak telah dijalankan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Disperindag Kabupaten Lamongan menuangkannya dalam “Lomba Design Motif Batik Khas Lamongan” tingkat SLTP dan SLTA sederajat, di Alun-alun Kota Lamongan, Minggu, (1/4/2018).
“Lomba tematik ini bertujuan untuk menunjukkan kecintaan mulai sejak dini,” tutur Kepala Disperindag Kabupaten Lamongan Mohammad Zamroni.
Apalagi, sebelum terjun ke lomba, mereka telah terlebih dahulu telah menjalankan kegiatan menarik dan unik yang dilakukan oleh anak-anak untuk dapat mengenal batik lebih dalam dengan belajar membatik.
Melalui kegiatan ini anak-anak akan dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan batik dari awal hingga akhir.
“Jadi mulai kita tumbuhkan dari anak-anak dari tingkat SLTA maupun dari SLTA,” kata Zamroni.
Saat mendesain beragam motif batik khas Lamongan, seperti Batik Sendang, Batik Bandeng Lele, Gapura Paduraksa, dan identitas Kota Soto lainnya, kompetisi bertemakan batik yang diikuti oleh anak-anak ini memberikan edukasi tentang batik.
Secara tak langsung pula, even ini sekaligus mengenalkan warna batik yang beraneka ragam, motif yang beragam dan menggambarkan banyak hal disekililingnya atau bercerita mengenai kebanggaan budaya yang telah berumur ratusan tahun.
“Harapannya mereka mampu menuangkan, menginspirasikan apa-apa potensi yang ada di Lamongan ini yang ikon-ikon yang ada di Lamongan ke dalam suatu wadah yaitu desain batik,” ucapnya.
Kompetisi bertemakan batik yang diikuti anak-anak ini, cukup efektif untuk mengenalkan, menumbuh kembangkan kecintaan terhadap batik, apalagi di dalamnya dibungkus dengan penghargaan atas hasil karya mereka.
“Total hadiah sampai dengan 30 juta. Yang jelas juara 1, selain kita beri piala dan piagam, kita juga memberikan penghargaan sebesar 3 juta. Di tingkatan SMP ada sampai 15 juara dan SMA juga ada sampai 15 juara,” kata Zamroni.
Penghargaan atas kreatifitas dengan batik, tak berhenti sampai di situ. Beberapa kreasi yang mereka hasilkan bisa dituangkan dalam desain baju Dinas Pendidikan Lamongan atau desain seragam sekolah asal mereka.
“Jadi nanti kita sampaikan kepada pengrajin, bahwa ini menjadi tolak ukur. Ini loh desain batik dari anak-anak yang wajib kita ikutkan bahkan dari dinas sendiri itu dari Dinas Pendidikan kita sudah komunikasikan, yang juara nanti itu akan dijadikan desain batik untuk anak-anak sekolah,” ucap Zamroni.
Namun, untuk bisa keluar sebagai pemenang, 285 peserta yang berasal dsri tingkat SLTP dan SLTA ini, harus melalui ketentuan-ketentuan berbagai kreatifitas yang mereka tuangkan di atas kertas gambar untuk mendesain batik.
“Kategori penilaiannya yang jelas keserasian warna, terus teknik dari pembuatan desainnya itu, sehingga nanti bisa menjadi tolak ukur untuk menjuarai dari pelaksanaan lomba desain batik ini, yang jelas orisinil itu juga pasti,.Tujuannya untuk mengajarkan anak negeri mencintai budaya bangsa,” ujar Zamroni menambahkan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |