Peristiwa Daerah

Mengenal Lebih Dekat Masjid Tertua di Kota Batu

Sabtu, 19 Mei 2018 - 08:35 | 271.44k
Bangunan Masjid Al Muchlisin di Jalan Lahor, Dusun Macari, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu. (FOTO: Ferry/TIMES Indonesia)
Bangunan Masjid Al Muchlisin di Jalan Lahor, Dusun Macari, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu. (FOTO: Ferry/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATUMasjid Al Muchlisin, di Jalan Lahor, Dusun Macari, Desa Pesanggrahan, merupakan masjid tertua di Kota Batu, Jawa Timur.

Masjid ini memiliki kaitan dengan sejarah penyebaran Islam di Kota Batu. Berdiri tahun 1827, masjid ini didirikan oleh KH Zakaria.

Advertisement

Dahulu, menurut Ulul Azmi, salah satu keturunan KH Zakaria, Dusun Macari merupakan perkebunan kopi. Di masa itu, penduduk setempat memeluk agama Hindu.

Di kebun kopi yang luas milik KH Zakaria ini, menjadi tempat mengaji. Konon, Macari berasal dari kata Matsari, nama lain dari KH Zakaria.

"Kebun kopi yang luas, tidak hanya untuk bekerja tapi juga untuk mengaji keluarga dan para pekerja kebun kopi," tuturnya.

Kedatangan Mbah Matsari, saat itu, bersamaan dengan pengawal Pangeran Diponegoro bernama Abu Gonaim.

Nama Abu Ghonaim tidak lepas dari sejarah Bumiaji, sebagai orang yang membuka kawasan (babat alas) Bumiaji, salah satu daerah di wilayah utara Kota Batu.

Konon, bunyi Bedug di Macari menjadi isyarat Kiai Zakaria menetap dan mendirikan masjid, yang kini bernama Masjid Al Muchlisin.

Melihat bentuk Masjid Al Muchlisin, jauh dari kesan bangunan tua. Masjid yang berada di kawasan permukiman penduduk Batu Smart City ini, terlihat sebagai bangunan modern.

Menurut Achmad Junaedi, keturunan kelima Kiai Zakaria, Masjid Al Muchlisin telah mengalami renovasi sebanyak empat kali.

Dulu, tuturnya, ada empat tiang penyangga bangunan, juga menara masjid.

Selain bangunan masjid, terdapat kolam. Di Blumbang Macari, nama kolam itu, dahulu masyarakat sekitar memanfaatkannya untuk mandi, sebelum menunaikan shalat.

"Sehabis bekerja di kebun kopi, mereka mandi di kolam lalu sholat berjamaah di masjid," terangnya.

Hingga kini, "Blumbang Macari" masih ada. Kolam ini menjadi bagian tak terpisah dari sejarah Masjid Al Muchlisin.

Meski tak begitu berkait, peninggalan lainnya adalah rantai roda tank. Rantai besi baja ini dijadikan pondasi menara masjid. Karena tak lagi digunakan, rantai itu diletakkan di depan masjid.

Bagaimana rantai tank bisa berada di Masjid Al Muchlisin? Konon kisahnya, saat tank Belanda melintas di depan masjid, mendadak berhenti.

"Tank nggak bisa jalan, akhirnya direbut sama masyarakat. Roda tanknya digunakan untuk pondasi masjid," urainya.

Kini, roda tank dimanfaatkan sebagai alas atau keset, diletakkan di depan masjid.

Masjid Al Muchlisinmasjid tertua di Kota Batu ini berdiri kokoh. Masjid ini menjadi bagian dari sejarah Islam di Batu Smart City yang modern. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES