Apa Dampak dari Kristal Es di Bromo Terhadap Tumbuhan? Ini Kata TNBTS

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Fenomena Kristal Es (Frost) yang terjadi di sekitar wilayah TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) khususnya Gunung Bromo ternyata juga berdampak buruk terhadap tumbuhan dan rerumputan.
Sarmin, Kepala Seksi Wilayah 1 TNBTS menuturkan, kristal es yang terjadi setiap musim kemarau tiba itu berdampak buruk terhadap tumbuhan atau tanaman pertanian dan rerumputan.
Advertisement
“Rerumputan bisa mati jika kristal es bersarang di sana. Rumput tidak tahan dinginnya kristal es. Begitu pula tumbuhan seperti sayuran berupa kentang, kentang juga mati kering ketika diselimuti kristal es itu,” terang Sarmin, saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Minggu (5/8/2018).
Sarmin juga menyebutkan, tumbuhan yang tidak kuat dengan kristal es, dinilai dari jenis tanamannya. Kalau kubis itu kuat dan tahan. Bawang pring juga kuat. Kentang dan rerumputan yang tidak kuat, ia akan kering dengan sendirinya. Pepohonan tidak jadi masalah.
“Kristal es bertahan di lembah pegununungan, yang tak terjangkau oleh sinar matahari, tapi di punggung pegunungan kristal es itu cepat hilang. Seperti di kaldera lautan pasir bromo, Kristal itu cepat hilangnya, karena di sana pusat sniar matahari,” ujarnya.
“Cuaca dingin di Gunung Bromo saat ini sudah mendekati 0 derajat celcius, saat ini mencapai 2 derajat celcius,” sambung Sarmin.
Fenomena kristal es ini di kawasan Gunung Bromo diperkirakan akan terjadi dari bulan Agustus hingga September 2018. Rerumputan di sekitar lereng bromo akan mati jika setiap hari disinggahi kristal es tersebut, termasuk rumput di bukit Teletubbis Bromo, ia akan kering.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Probolinggo |