Peristiwa Daerah

Ngaben Bersama, Mengurangi Beban Ekonomi Umat Hindu

Selasa, 07 Agustus 2018 - 19:06 | 265.71k
Tradisi Ngaben bagi umat Hindu, khususnya di Bali (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Tradisi Ngaben bagi umat Hindu, khususnya di Bali (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Tradisi Ngaben bagi umat Hindu, khususnya di Bali, bukan hanya ritual semata. Tapi sudah menjadi budaya. Beberapa tahun ini, Ngaben sudah banyak dilakukan secara bersama-sama. Hal itu untuk mengurangi beban ekonomi umat Hindu.

Diketahui, Ngaben adalah salah satu ritual pemakaman yang terkenal unik di Bali. Ritual pemakaman dilakukan penduduk di Pulau Dewata, merupakan salah satu aktivitas budaya masyarakat yang menjelma jadi atraksi unik bagi wisatawan dalam dan luar negeri.

Advertisement

Ngaben-A.jpg

Dalam upacara Ngaben, jenazah akan dibakar dalam sebuah patung. Patung yang digunakan umumnya berbentuk lembu. Mulai dari yang mewah hingga yang terlihat sederhana. Tergantung kemampuan pihak keluarga jenazah.

Bagi umat Hindu, upacara pembakaran ini dilakukan untuk melepas roh manusia dari segala hal duniawi, sekaligus simbol ikhlas keluarga untuk melepas kepergian.

Ngaben juga berguna untuk mengembalikan unsur Panca Maha Butha ke alam semesta. Kembali kepada tuhan yang maha suci.

Ngaben-B.jpg

Seperti Ngaben bersama yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Guang, Kecamatan Sukowati, Gianyar, Bali. Ratusan warga berkumpun dan ada 200 jenazah yang diaben di lapangan Jaba Pura Dalam Gaung, Selasa (7/8/2018).

Menurut keterangan Nyoman Parta, tokoh masyarakat Desa Guang Kecamatan Sukowati, ditemui TIMES Imdonesia, di lapangan Jaba Pura Dalam Guang, banyak hal yang bisa diambil manfaatnya. 

"Ngaben bersama atau massal, lebih efisien waktu dan uang juga. Lebih irit dari pada digelar secara imdividu. Dulu berlama-lama. Karena harus kumpulkan uang banyak dulu. Karena biayanya mahal. Saat ini tidak lagi. Karena bisa dilakukan bersama-sama," katanya.

Nyoman-Parta.jpg

Jika Ngaben bersama, biayanya kata pria yang kini nyalon jadi anggota legislatif itu, hanya Rp 5 juta sudah bisa. "Hari ini, hanya habis Rp 5 juta sudah selesai," akunya.

Apalagi kata dia, ada kontribusi dari pemerintah dan dari desa yang sudah mapan atau mandiri. "Ngaben hari ini juga dibantu Desa Guwang," jelssnya.

Ngaben bersama itu jelasnya, bentuk dari gotong-royong yang nyata. "Jika perorang tidak mampu. Ini sudah sangat ringan. Tapi kita bisa selesaikan dengan baik dan sempurna," ungkapnya.

Ngaben-C.jpg

Batin dan fisik umat Hindu di Bali tambahnya, bisa mendoakan yang sudah meninggal. "Setiap warga bisa berkontribusi. Datang ke tempat pengabenan. Apapun partisipasinya tidak dinilai besar kecilnya. Tapi sikap gotong-royongnya. Itu manfaat dari Ngaben bersama," katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES