Air Waduk dan Rawa di Lamongan Hanya Tersisa Tiga Persen

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Volume air embung, rawa maupun waduk di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, hingga pertengahan September 2018 hanya tersisa 3 persen.
Volume air tersisa 3 persen di 44 waduk dan rawa yang ada di Kabupaten Lamongan sama dengan 3.678.913 meter kubik, dari total kapasitas sebesar 118.185.472 meter kubik.
Advertisement
“Dari data yang ada di Dinas PU Pengairan Lamongan menyebutkan, waduk dan rawa yang masih menyisakan air adalah Waduk Gondang sebanyak 1.565.000 meter kubik, dari kapasitas maksimal 23.712.500 meter kubik. Sementara Waduk German dari kapasitas maksimal 1.237.500 meter kubik tersisa 34 ribu meter kubik,” kata Agus Hendrawan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lamongan, Jumat, (21/9/2018).
"Waduk Prijetan sekarang hanya menyisakan 224.883 meter kubik dari kapasitas maksimal 7.324.065 meter kubik, Rawa Sekaran menyisakan 1.841.780 meter kubik, dan Waduk Palangan tersisa 13.250 meter kubik," ucap Agus melanjutkan.
Lebih jauh, Agus menuturkan, sisa air di Waduk Gondang dan Waduk Prijetan sudah tidak dapat dialirkan, karena digunakan untuk menahan konstruksi bendungan.
"Untuk rawa, seperti rawa sekaran masih 25 persen sisa volume airnya dan masih bisa digunakan untuk mengairi 1.000 ha tanaman padi, 40 hektar tanaman palawija, 190 ha tambak, kemudian sisa air di waduk Palangan masih bisa digunakan untuk mengairi 257 ha tanaman padi dan 15 ha tambak," tuturnya.
Kondisi ini membuat Pemkab Lamongan berupaya meningkatkan kapasitas tampungan air hingga kurang lebih 135.460 meter kubik, dengan menyediakan anggaran sebesar Rp 5,6 miliar untuk mengeruk 36 embung desa di sejumlah kecamatan.
“Embung ini sangat penting artinya bagi menjaga keberlangsungan tersedianya air di saat musim kemarau. Di sisi lain, kami berharap masyarakat juga memelihara vegetasi di sekitar embung, sehingga bisa menjaga sumber mata air, “ ujar Agus. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Lamongan |