Tragedi Tenggelamnya Kapal Cahaya Bahari Membuat Nelayan di Paiton Enggan Melaut

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Puluhan kapal nelayan di TPI (Tempar Pelelangan Ikan) Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, masih bersandar di bibir pantai. Para nelayan masih enggan melaut pasca tenggalamnya KM Cahaya Bahari Jaya, di Pelabuhan Kota Probolinggo, Minggu (21/10/2018) malam lalu.
Hingga hari ini Kamis (25/10/2018) para nelayan masih trauma dan prihatin atas tenggelamnya kapal itu, yang mengangkut 8 ABK (anak buah kapal) yang hingga kini masih ditemukan 4 jasad dalam kondisi meninggal, dan 4 lainnya masih dalam pencarian.
Advertisement
Terlihat puluhan kapal dengan ukuran besar dan kecil mangkal di TPI Paiton. Setiap harinya para nelayan datang hanya untuk memperbaiki kapal dan alat tangkapnya saja.
Sahi (30) seorang nelayan di Paiton mengungkapkan, banyak nelayan masih merasa takut dengan kondisi cuaca laut yang ekstrim. Ditambah lagi, banyak tragedi yang terjadi belakangan ini, seperti tsunami di Selawesi Tengah.
"Dan yang masih hangat tenggelamnya awak kapal beberap waktu lalu. Kami masih prihatin atas kejadian itu, seluruh kapal di sini masih tak berani melaut," tutur Sahi.
Saat ini kata dia, waktunya para nelayan untuk tidur panjang. "Kami isi waktu dengan memperbaiki jaring dan alat tangkap lainnya," paparnya.
Hal yang sama dikatakan Khairul Anam, nelayan lainnya di Paiton, selain para nelayan masih trauma melaut, angin kencang di tengah lautan juga menjadi salah satu kendala bagi mereka.
"Sejauh ini ujian nelayan pada cuaca di laut. Apalagi ada kejadian kapal tenggelam di Probolinggo. Jadi kami masih teringat dengan tenggelamnya KM Cahaya Bahari, yang menelan rekan-rekan kita sebanyak 8 orang itu," ucap Khairul Anam, kepada TIMES Indonesia di TPI Paiton. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Probolinggo |