Soal Korban Limbah, Ini Penjelasan PG Wonolangan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Terkait pemuda asal Desa Mranggonlawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang terluka akibat limbah, pihak Pabrik Gula Wonolangan angkat bicara. Kepada sejumlah awak media, pihak pabrik menegaskan akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban.
Selain itu, pihak pabrik juga menjelaskan beberapa hal lainnya. Kepada TIMES Indonesia, Manager Pengelolaan PG Wonolangan, Yus Asmoro mengatakan, limbah abu kettel di Desa Curah sawo itu sebetulnya masih belum jelas asalnya - apakah dari PG Wonolangan atau dari PG Gending. Sebab, lokasi tersebut merupakan tempat pembuangan limbah abu kettel dalam kurun waktu 2005 hingga 2010 silam.
Advertisement
Saat itu, belum ada ketentuan proper (program penilaian kinerja perusahaan) pada perusahaan sehingga jika ada warga yang meminta abu kettel untuk menguruk (meninggikan tanah), maka diberi oleh pabrik. Selain itu, jajaran direksi pabrik juga berubah tiap tahunnya sehingga pihak pabrik kesulitan melacak apakah itu permintaan warga atau memang pembuangan.
Peraturan itu, kemudian berubah pada 2013 di mana warga ataupun masyarakat pada umumnya tidak bisa bebas meminta abu kettel untuk menguruk tanah.
"Tidak perlu khawatir, kami tetap akan menanggung biaya perawatan korban. Sudah kami datangi, dan kami tawarkan untuk pindah ke rumah sakit Wonolangan. Pertimbangannya, selain memudahkan koordinasi biaya, juga agar keluarga lebih dekat," tegas Yus Asmoro, Selasa (30/10/2018).
Sedangkan untuk penanganan di lokasi, pihak PG Wonolangan sudah mendatangi lokasi dan segera melakukan pembenahan. Di antaranya, memasang pagar pengaman agar warga tidak melintas. Serta mengerahkan alat berat untuk lebih meratakan tumpukan abu kettel. "Maksimal hanya 30 sentimeter dari tanah, lalu diberi lapisan tanah lagi agar tidak berbahaya," sambungnya.
Masih menurut lelaki berkacamata itu, abu kettel tersebut masih panas karena beberapa hal. Di antaranya kandungan gula yang masih ada dalam abu membuatnya menyimpan panas. Terlebih lagi, setelah terpapar matahari, sehingga membuat abu panas di bagian dalam.
Sebagai informasi, sebelumnya Muhammad Rahmad, pemuda 34 tahun, asal Desa Mranggon Lawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, harus mengalami luka bakar parah di beberapa bagian tubuhnya setelah terperosok ke dalam abu kettel, atau sisa limbah produksi pabrik gula setempat. Beruntung, korban dapat segera tertolong dan dibawa ke fasilitas kesehatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Probolinggo |