Kementerian PUPR Kembangkan Sembilan Kawasan Pemukiman Nelayan Tepi Air

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) mengembangkan program pengembangan kawasan permukiman nelayan dan kampung tepi air di 9 lokasi.
Program ini mendorong akses universal untuk air minum yang aman dan terjangkau, sanitasi dan kebersihan lingkungan yang layak dan adil bagi semua. Ini sesuai Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda/NUA) yang di sepakati pada konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan (Habitat III) di Quito, Ekuador pada tanggal 20 Oktober 2016.
Advertisement
Program pengembangan kawasan permukiman nelayan dan kampung tepi air ini, kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, tidak hanya memperbaiki fisik infrastruktur, tapi juga mengajak masyarakatnya untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaan dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota dan masyarakat.
“Penataan ini dilakukan dengan anggaran tahun jamak, yakni 2017-2018 dengan total anggaran Rp 507,51 miliar dengan progres seluruhnya per 17 Oktober 2018 dan sudah 71 persen,” kata Menteri Basuki.
Sembilan lokasi yang dikerjakan itu melalui Ditjen Cipta Karya, yakni Kawasan Tegalsari di Kota Tegal, Kampung Beting dan Masjid Beting di Kota Pontianak, Sumberjaya di Kota Bengkulu, Karangsong di Kabupaten Indramayu, Kuin di Kota Banjarmasin, Tambaklorok di Kota Semarang, Hamadi di Kota Jayapura, Untia di Kota Makassar. Total area yang ditangani luasnya 133,59 hektar.
Kondisi sembilan lokasi tersebut umumnya merupakan kawasan padat penduduk dengan tingkat kepadatan bangunan yang tinggi sehingga rawan bencana kebakaran. Masyarakatnya masih banyak memilih membuang sampah dan limbah langsung ke sungai serta ketersediaan akses air bersih yang terbatas.
Infrastruktur yang dibangun juga menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lokasi. Namun umumnya yang dibangun adalah jalan lingkungan, promenade, drainase, Ruang Terbuka Hijau (RTH), MCK Komunal, gazebo, jetty sampan, jembatan, dan pembangunan turap sungai.
Seperti penanganan kawasan Kampung Beting misalnya, yang menjadi bagian sejarah perkembangan Kota Pontianak. Disitu pada tahun 2017-2018, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan jalan gertak tapak sepanjang 3,2 km, 13 jetty sampan, dan perbaikan 27 jembatan kecil. Penataannya terintegrasi dengan penataan tepian Sungai Kapuas di Tambelan Sampit yang lokasinya tak jauh dari Kampung Beting.
Penataan yang dilakukan Kementerian PUPR juga berupa pembangunan jalan gertak di tepian sungai yang dilengkapi dengan pagar besi sepanjang 1,2 km. Bahkan dilengkapi lampu penerangan jalan sehingga menjadikan ruang terbuka yang tertata dan indah, serta dibangun gazebo dan jembatan penghubung antar anak sungai. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |