RITJ Solusi untuk Kemacetan Lalu Lintas Jabodetabek

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kehadiran Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) melalui Perpres No.55 tahun 2018 merupakan landasan yang cukup untuk membenahi transportasi di Jabodetabek.
Kepala BBPTJ, Bambang Prihartono mengatakan, dalam pembenahannya, melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder lainnya di bawah koordinasi BPTJ.
Advertisement
"Kita tentunya tidak ingin, Rencana Induk Transportasi Jabodetabek ini hanya menjadi dokumen semata. Oleh karenanya saya mengajak teman-teman daerah bahawa dengan bersama-sama kita bisa membenahi transportasi Jabodetabek," kata Bambang Prihartono, Rabu (7/11/2018) di Jakarta.
Hal senada disampaikan Perencana Utama dari Direktorat Transportasi Bappenas, Petrus Sumarsono. Dia menjelaskan, transportasi merupakan urat nadi perekonomian. Jika transportasi terhambat karena kemacetan yang parah, maka akan menjadi faktor yang merugikan akan keberlangsungan ekonomi publik.
Untuk mewujudkannya, lanjutnya, penyusunan rencana aksi oleh setiap instansi yang terlibat di dalamnya menjadi faktor krusial agar RITJ dalam membuahkan hasil konkret.
Dia menambahkan, selama ini terdapat beban yang ditimbulkan oleh persoalan transportasi perkotaan. Data Bank Dunia menunjukan beban kesehatan akibat transportasi perkotaan mencapai Rp2,8 triliun, sedangkan social cost yang ditimbulkan mencapai 39 triliun dan kemacetan menimbulkan beban sebesar Rp12,8 triliun. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Jakarta |