Kesenian Debus Ramaikan Festival Pemuda Kreatif di Pandeglang

TIMESINDONESIA, PANDEGLANG – Ratusan Masyarakat Jiput, Pandeglang, Banten nampak antusias dan berdebar - debar, ketika melihat atraksi seni tradisional Khas Banten, debus yang menyuguhkan kekebalan.
Debus tampil dalam Festival Pemuda Kreatif 'Bangun pemuda satukan Indonesia' yang di inisiasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Halaman Kantor Kecamatan Jiput, Pandeglang, Banten.
Advertisement
Masyarakat nampak menikmati tabuhan Kendang Pencak dan tiupan terompet dan gerakan silat para pesilat Debus dari Padepokan Maung Lang Lang Jagad dari paguyuban MLJB, Persilatan amanah cimande pimpinan Abah Rukbi.
Pantauan TIMES Indonesia terlihat muka pesilat tanpa ragu, berjalan di atas pecahan botol, dan bola lampu.
Tak hanya itu saja, pesilat itu juga berjingkrak jingkrak dan memutarkan badannya dan merangkak diatas pecahan beling. Para penonton yang melihat adegan tersebut pun langsung berteriak histeris.
Usai pertunjukan itu, para pesilat melanjutkan atraksinya dengan melepaskan ikatan tambang yang di ikat di badan dan di leher. Selanjutnya, mereka memecahkan tumpukan genteng dengan kepala dan mempertontonkan kekebalan tangan yang ditusuk jarum serta menusukan jarum panjang ke sebuah balon tanpa pecah.
Suasana pun langsung ramai dengan tepuk tangan para penonton. Namun ketika Abah Rukbi melanjutkan dengan adegan menutup mata dan menstater sepeda motor dan salah satu pesilat tidur terlentang di atas tanah dengan papan berukuran 30 cm di atas badannya, suasana seketika itu langsung hening.
Abah Rukbi yang memakai penutup mata itupun menarik gas motornya dan melindas badan muridnya.
Adegan yang bikin penonton berdebar pun berlanjut dengan unjuk kekebalan tubuh, dimana badan Abah Rukbi dipukul dengan palu godam dan paku besar. Adegan pun berlanjut dengan memamerkan memasak kerupuk di atas kepala.
Pada kesempatan itu, Abah Rukbi mengatakan bahwa untuk melakukan atraksi Debus diperlukan latihan secara teratur dan keyakinan yang kuat.
"Mereka sudah berlatih sejak lama, ini tradisi sudah turun temurun dari nenek moyang, harus dijaga sama para pemuda dan pemerintah," katanya.
"Harus ada keyakinan yang kuat dan mental yang kuat untuk melakukan itu atraksi Debus," tambahnya.
Pria berkacamata itu mengaku berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Kemenpora yang telah mengundangnya untuk mementaskan kesenian debus ini.
"Terima kasih, ini (pementasan Debus) salah satu upaya untuk menghidupkan dan menjaga dari kepunahan kesenian Tradisional," katanya.
Sekedar informasi, Kemenpora hari ini mengadakan Festival Pemuda Kreatif dengan tema Bangun pemuda satukan Indonesia di Kecamatan Jiput, Pandeglang, Banten.
Debus sendiri merupakan salah satu Kesenian Khas Banten yang dimulai sejak zaman pemerintahan Maulana Hasanuddin pada abad-16 (1532-1570).
Pada zaman Ageng Tirtayasa dari Banten (1651—1692), debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu.
Hadir dalam acara Festival Pemuda Kreatif itu yakni, Asisten Deputi Peningkatan Kreatifitas Pemuda, Djunaidi, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pandeglang, Cecep Djuanda, Camat Kecamatan Jiput, Yeti Nurhayati. Para pejabat ini antusias menyaksikan atraksi Debus, yang merupakan kesenian khas Banten. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Jakarta |