Warga Sekitar Pabrik Adukan Semen Indonesia ke DPRD Tuban Terkait Dampak Lingkungan

TIMESINDONESIA, TUBAN – Sejumlah warga Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengadukan PT Semen Indonesia (Persero) pabrik Tuban ke DPRD Tuban terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan.
Aduan tersebut diterima dan ditindaklanjuti pihak dewan dengan melaksanakan mediasi bersama antara Warga, perrwakilan PT SI, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Komisi A DPRD di gedung dewan setempat.
Advertisement
“Kita mempersoalkan dampak lingkungan akibat aktivitas PT Semen Indonesia. Seperti debu atau polusi udara dari aktivitas produksi pabrik semen,” kata Joyo Muhasan koordinator warga.
Menurutnya, warga juga mengeluh adanya debu dan asap yang bersumber dari stok batu bara yang letaknya terlalu dekat dengan pemukiman warga. Warga mengaku kalau kondisi pencemaran udara telah berlangsung lama.
“Sejauh ini telah dirasakan masyarakat dari dampak polusi debu yang berasal pabrik dan stok batu bara, polusi muncul setiap hari dan sudah lama. Ini yang kita rasakan sebagaj warga sekitar pabrik,” ungkapnya.
Tak hanya persoalan debu, warga ring satu perusahaan plat merah itu juga mempersoalkan aktivitas dari ledakan yang berasal dari tambang batu kapur. Akibatnya, menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan beberapa rumah warga retak.
“Ledakan ditambang batu kapur menimbulkan rumah warga retak, dan kebisingan,” jelas Joyo Muhasan.
Terkait adanya itu, warga menuntut perusahaan agar memberikan kompensasi atau ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat. Sebab, mereka menilai semen Indonesia melanggar Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
“Warga minta kompensasi akibat kejadian itu, karena selama ini tidak pernah diberikan,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu PT Semen Indonesia telah menampung aspirasi dan tuntutan warga. Namun, terkait persoalan itu masih ada pertemuan berikutnya.
“Intinya sudah ada komunikasi dan keluhan masyarakat sudah kita terima, dan nanti akan ada pertemuan pembahasan terkait itu lagi,” jelas Senior Manager of Public Relation & CSR Semen Indonesia, Setiawan Prastiyo.
Lebih lanjut, ia menyebutkan kualitas udara di sekitar pabrik sejauh ini masih terbilang baik. Hal itu sesuai dengan hasil uji laboratorium terkait kualitas udara, dan pemantauan dari dinas lingkungan hidup Tuban.
“Berdasarkan hasil Unilab, kualitas udara sekitar pabrik semen masih berada di level aman dan di bawah ambang batas, terkait kompensasi belum ada pembicaraan lebih lanjut,” beber Prasetyo.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Tuban, Agung Supriyanto menjelaskan, bahwa pohaknya memang menerima pengaduan dari masyarakat terkait operasional pabrik Semen Indonesia yang dianggap menimbulkan kebisingan, terutama polusi udara. Selanjutnya, diadakan mediasi dalam rangka menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kita dudukan satu meja untuk mediasi yang mana ada pihak Semen Indonesia, perwakilan warga, Dinas Lingkungan Hidup, dan pihak terkait lainnya. Agar persoalan ini segera ada solusi,” ungkap Agung panggilan akrab Ketua Komisi A DPRD Tuban.
Hasil mediasi, Agung menjelaskan, pihak Semen Indonesia menyampaikan sejauh ini indeks kualitas udara di sekitar perusahan masih baik dan di bawah ambang batas. Kondisi itu sesuai dengan hasil riset indeks kualitas udara yang dilakukan pihak ketiga atas permintaan dari Semen Indonesia.
Namun demikian, pihak dewan menyarankan untuk dilakukan uji ulang terkait indeks kualitas udara karena dikhawatirkan metode yang digunakan kurang tepat lantaran tidak melibatkan pihak sekitar perusahan. Termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dikeluhkan warga.
"Saran kita ada reschedule ulang terkait dengan pengujian indeks kualitas udara dengan melibatkan warga sekitar pabrik Semen Indonesia, sehingga nanti bisa jelas dan persoalan bisa terselesaikan," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Tuban |