Sering Jebol, Pipa Distribusi SPAM Regional Kartamantul Perlu Perhatian Khusus

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menjadi program prioritas nasional bidang air minum periode pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Salah satunya berdiri SPAM Regional Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, Bantul). Pencanangan pemanfaatannya dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 26 September 2017 lalu.
Dari hasil penelusuran TIMES Indonesia terungkap, pembangunan SPAM Regional ini dibangun oleh pusat melalui BBWS Serayu-Opak dan Satker PSPAM serta APBD Provinsi melalui bidang Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIY. Proyek yang bertempat di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) SPAM Regional Kartamantul, di Bantar, Klangon, Argosari, Sedayu, Bantul ini menelan anggaran ratusan miliar.
Advertisement
Meski baru dua tahun berjalan. Namun, berbagai persoalan sering muncul di lapangan. Bahkan, persoalan yang berkaitan dengan SPAM Regional Kartamantul ini di unggah ke medsos oleh masyarakat yang merasa dirugikan. Salah satunya kejadian bocornya pipa di Jembatan Ngentak-Semampir, Sedayu pada Kamis (26/9/1019) pagi.
Tidak hanya para pelanggan PDAM yang dirugikan. Pemakai jalanpun kena imbasnya. Selama ini, saat cadangan air di reservoir semakin berkurang maka para pelanggan PDAM yang posisi SR nya (saluran rumah) ada di ketinggian otomatis airnya akan mati duluan. Hal tersebut terlihat dari keluhan para pelanggan PDAM Bantul, ketika air di rumahnya tiba-tiba mati. Ironisnya pelanggan yang SR nya sering mati ada di wikayah Mentes, Kaliberut, Plawonan Sedayu. Posisinya diseputaran bak penampungan (reservoir) interkoneksi Guwo, Triwidadi, Pajangan.
Kasi Operasional & Pemeliharaan Sistem Jaringan Air Minum Perkotaan Balai Pengelolaan Infrastruktur Air Limbah dan Air Minum Perkotaan (PIALAM) Dinas PUP-ESDM DIY, Dedi Risdiyanto ST mengatakan, aksesoris pengadaan awal, tahun 2015 - 2018 kualitas barang kurang kualifait. Masih produk Ceper, Klaten belum cast iron. Dalam perbaikan, pihaknya belum ada anggaran untuk pengadaan serep (cadangan) asesoris.
Setiap memperbaiki, harus mencopot dulu untuk mengelasnya. Sehingga, memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti yang dilakukan oleh PDAM. Dimana dalam proses memperbaiki. Mereka bisa copot langsung dan menggantinya. Karena ada stok serep (cadangan).
“Tenaga kami juga terbatas. Idealnya butuh delapan orang untuk distribusi. Namun saat ini baru memiliki lima orang tenaga,” jelas Dedi Risdiyanto kepada TIMES Indonesia, Jumat (27/9/2019).
Kewenangan mereka hanyalah OP (operasional dan pemeliharaan). “Tolong digaris bawahi kami hanya pengelola /operasional. Bukan yang membangun sehingga kalau menyangkut kualitas barang dan pemasangan bukan pada kami,” terang Dedi.
Dedi menerangkan, pihaknya tidak memiliki kewenangan rehab apalagi peningkatan. “Hal tersebut sudah kami sampaikan ke Bidang Cipta Karya yang dulu membangun,” papar Dedi.
Dalam kesempatan tersebut Dedi Risdiyanto kembali mengungkapkan bahwa pihaknya berani melakukan pengadaan dan penggantian asesoris akan disemprit oleh TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) DIY karena tidak punya kewenangan.
Sementara itu kondisi pipa SPAM Regional Kartamantul yang bocor sudah dibetulkan tapi masih bocor. Dedi Risdiyanto mengaku pasrah karena kondisi yang sangat minim kualitas dan kuatnya tekanan mencapai 13 bar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |