Peristiwa Daerah

Pencinta Anjing di Malang Tolak Perdagangan Daging Anjing

Minggu, 24 November 2019 - 19:46 | 92.24k
Para pencinta anjing saat menunjukkan hewan kesayangannya dalam acara Veterinary Festival 2019 di Lapangan FKH UB Kampus 2. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Para pencinta anjing saat menunjukkan hewan kesayangannya dalam acara Veterinary Festival 2019 di Lapangan FKH UB Kampus 2. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Komunitas pencinta anjing di Malang melakukan kampanye penolakan terhadap tindakan perdagangan daging anjing yang marak terjadi. 

Ketua Dog Lovers Malang (Doloma) Rico Susanto tegas mengatakan, perdagangan daging anjing di Malang sendiri masih terjadi. 

Advertisement

Ia menyebut ada beberapa titik di Malang yang melakukan praktik penjualan daging anjing. 

"Terakhir info yang saya dapat total ada 7 titik di Malang Raya," katanya di saat mengikuti acara Veterinary Festival 2019 di Halaman FKH UB Kampus 2, Malang, Minggu (24/11/2019). 

Bersama kawan-kawan komunitas pencinta anjing lainnya, Rico gencar melakukan kampanye Dog Meat Free atau bebas daging anjing. 

Alasan dia tidak setuju konsumsi daging anjing, karena itu dinilai salah satu penyebab penyakit rabies. Masyarakat tidak tahu bagaimana proses penyembelihan, perawatan dan kondisi anjing itu sendiri. 

"Itu sudah terbukti. Secara medis tidak baik. Kita tidak tahu kondisi kesehatan anjingnya. Sehingga ini bisa menyebabkan rabies," ujar pria berambut gondrong itu. 

Untuk menyetop peredaran penjualan daging anjing, Rizo dkk kerapkali memberikan edukasi kepada masyarakat bahayanya memakan daging anjing. 

Gerakan kampanye itu, kata dia, telah dilakukan sejak tahun lalu. Saat ini, hal yang bisa dilakukan adalah memberikan kesadaran masyarakat bahwa anjing bukan makanan. 

"Dog is a pet. Dog is not food. Jangan dibeli. Dengan begitu, bisnis mereka dengan sendirinya akan collapse," jelas dia. 

Masyarakat disarankan tidak membeli dan mengonsumsi daging anjing. Ia meminta pemerintah juga aktif ikut kampanye dan melarang penjualan daging anjing. 

Proses distribusi penjualan daging anjing, lanjutnya, bisa distop jika pemerintah mengeluarkan peraturan larangan tegas serta ada penindakan di tempat praktik penjualan daging anjing. 

"Biasanya local dog yang dijual. Anjing lokal Indonesia. Mereka dapat dari menternak. Di event-event tertentu mereka bisa menggila. Anjing ras pun disikat," tandasnya. 

Ia berharap, pada tahun 2020, tidak hanya di Malang, tapi seluruh Indonesia bisa bebas daging anjing. 

"Ayo gencarkan gerakan dog meat free ini. Anjing itu perasa. Dia bisa galak, jinak, marah, ngambek, bahkan stres. Tergantung ownernya. Anjing bukan untuk dimakan," tuturnya. 

Pihaknya mengajak pencinta anjing, dan masyarakat luas, untuk bersama-sama memberikan hak-hak perlindungan hewan peliharaan. Dia berkomitmen melawan segara tindakan atau praktik penjualan daging anjing di Malang dan seluruh Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES