Warga Binaan Lapas Medaeng Punya Kesempatan Hapus Tato Gratis

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Iwan tersenyum lega. Hari ini ia mendapat kesempatan menghapus tiga tato di tubuhnya dalam program hapus tato gratis dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Rutan Kelas I Surabaya atau Lapas Medaeng dan Da'i Muda Indonesia (DMI) Jawa Timur.
Ada tiga tato bertengger di kedua lengan dan dadanya. Bentuknya tidak beraturan. Maklum, pemuda yang terjerat kasus narkoba tersebut pernah mengarungi kerasnya kehidupan jalanan. "Dulu nato (mentato tubuh) karena ikut komunitas punk," kata Iwan, Senin (6/1/2020).
Advertisement
Iwan (17) mentato tubuhnya sejak SMP. Sejak menjadi warga binaan Lapas Medaeng, ia memiliki keinginan menghapus tato tribal dua tato lain di tubuhnya itu. Ia juga mengaku menyesal.
"Ingin bersih seperti dulu lagi, dulu nato asal-asalan," ujarnya.
Iwan berniat makin memperbaiki diri. Ia sudah sembilan bulan berada dalam lapas. Sehari-hari ia menjalani kegiatan pembinaan seperti ngaji, main hadrah, dan pendalaman agama. Petugas lapas menyampaikan informasi tentang program hapus tato ini. Iwan sangat antusias berikut juga beberapa rekan lain dalam rutan.
"Tiga hari lalu diberitahu petugas tentang program hapus tato saya langsung daftar," kisah pemuda asal Rungkut Menanggal ini.
Rumah Tahanan Negara Kelas I Surabaya baru saja menandatangani perjanjian kerjasama dengan DMI Jawa Timur tentang pelaksanaan program hapus tato, training dan motivasi untuk warga binaan Pemasyarakatan Rutan Kelas I Surabaya hari ini, Senin (6/1/2020). Iwan berkesempatan menjadi peserta percontohan pada saat MoU ini.
Tato Iwan akan dihapus secara bertahap. Pertama, tim medis mengoles cairan anastesi pada bagian tubuh tersebut. Lantas melapisinya dengan plastik wrapper dan menunggu selama 30-45 menit tergantung pola tatonya sampai bius bekerja.
"Agar biusnya bekerja dulu," terang Dwi Agus Widodo, Manajer Program DMI.
Selanjutnya, tim medis menggunakan laser yang berfungsi mengurai tinta hingga memudar secara bertahap. Dalam sekali tindakan, biasanya tim akan menentukan ukuran maksimal sebesar dua kali ukuran KTP atau sekitar 11x14 cm.
"Laser akan memecah bongkahan warna pada bagian tubuh tato," sambungnya.
Secara umum, biaya penghapusan tato dengan teknik laser ini sangat mahal. Untuk sekali tindakan mencapai Rp 17 juta. Namun dengan program ini, warga binaan Lapas Rutan Kelas I Surabaya bisa memanfaatkan secara cuma-cuma.
Kepala Rutan Negara Kelas I Surabaya, Teguh Pamuji mengatakan, MoU ini merupakan momen istimewa. Ada 3000 lebih warga binaan di Lapas Medaeng. Sekitar 500 orang lebih memiliki tato pada tubuhnya bahkan sejak sebelum masuk tahanan. Animo mereka sangat tinggi.
"Dalam lapas, mereka sudah digembleng pembinaan mulai dengan agama, kepribadian maupun lingkungan kerja. Semoga MoU ini dapat bermanfaat bagi warga binaan saya," terang Teguh Pamuji kepada TIMES Indonesia.
Program hapus tato mulai dilaksanakan pada 29 Januari 2020 mendatang. Pada gelombang pertama disediakan 50 kuota bagi peserta hapus tato. Terdiri dari 25 laki-laki dan 25 perempuan. Untuk perempuan, juga disediakan tempat khusus yang tidak bisa diakses oleh setiap orang. Tidak ada paksaan. Semua atas kesadaran dari warga binaan.
"Ada kalanya manusia mendapat hidayah sehingga tato yang ada ingin mereka hapus," ujarnya.
Meskipun ada beberapa teknik menghapus tato, Teguh mengatakan jika teknik laser yang ditawarkan oleh DMI paling pas diterapkan. Selain minim rasa sakit, juga hasilnya lebih bagus daripada teknik setrika yang dulu pernah ada.
"Program ini cocok sekali dengan pembinaan yang memang sering kita laksanakan selama mereka berada di sini. Saya harap program ini bisa berjalan dan membawa kebaikan bagi kita bersama," katanya.
Teguh juga berharap kuota akan terus meningkat pada gelombang selanjutnya. Mengingat tenaga tim medis yang disiapkan juga terbatas.
Nantinya, kunjungan akan dilakukan selama sekali dalam sebulan. DMI menyediakan 10 tim medis. Seluruh tim telah ditraining di Islamic Medical Service (IMS) Tropodo. Tim turut dibimbing oleh Prof Djoko Santoso, Bendahara Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Direktur Da'i Muda Indonesia Jatim, Alim mengatakan DMI konsen pada program sosial keumatan salah satunya tren hijrah hapus tato.
Tidak hanya di rutan saja, program tato gratis juga menyasar beberapa kawasan di Indonesia termasuk Surabaya. Seperti eks lokalisasi dan komunitas Bonek.
"Anak muda yang sudah bertato berlomba-lomba berbondong menghapus tatonya, termasuk di eks lokalisasi. Animo masyarakat sungguh luar biasa," tandasnya usai melaksanakan MoU hapus tato gratis antara Da'i Muda Indonesia dengan Lapas Rutan Kelas I Surabaya atau Lapas Medaeng dan Da'i Muda Indonesia (DMI) Jawa Timur. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Surabaya |