Peristiwa Daerah

Duel Artikel Mbah Kangkung dan Eyang Badranaya Blambangan

Senin, 27 Januari 2020 - 17:27 | 271.44k
Gambar sosok anonim Mbah Kangkung, penulis artikel di website ceritatujuhbukit.com.
Gambar sosok anonim Mbah Kangkung, penulis artikel di website ceritatujuhbukit.com.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Lagi-lagi sosok anonim penulis artikel muncul dijagat dunia maya Banyuwangi. Jika sebelumnya mencuat dan langsung ngetren si Mbah Kangkung, belakangan yang nongol adalah Eyang Badranaya Blambangan.

Fenomena ini membuat gempar netizen Bumi Blambangan.

Advertisement

Kenapa? Karena baik Mbah Kangkung maupun Eyang Badranaya Blambangan, seolah malah saling sindir. 

Dalam artikelnya, Mbah Kangkung mengupas sisi lain dibalik kompleksnya permasalahan aksi penolakan terhadap pelaksanaan proyek Geolistrik di bukit Salakan, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Menggunakan bahasa yang lugas, sedikit mbanyol dan terkadang lumayan nyinyir, Mbah Kangkung, dengan terang-terangan kerap menyebut nama di balik aksi protes. Sedikit membuat mata terbelalak memang, tapi harus diakui bahwa pribadi dibalik sosok anonim cukup paham etika jurnalistik.

Yang dikoarkan sosok anonim dengan simbol lelaki tua lengkap dengan udeng Osing, acap kali membuat publik berdecak. Seperti, dalam artikel berjudul ‘Poktolak Tambang, Eh, Ternyata Perkumpulan Para Perewa’, dengan gamblang Mbah Kangkung mengupas satu persatu nama pemeran drama tenda perlawanan Geolistrik. Begitu dia menyebutnya.

Nama-nama yang diabsen oleh Mbah Kangkung dalam artikel yang diunggah melalui website ceritatujuhbukit.com, antara lain Kepala Desa Sumberagung, Vivin Agustin dan Kepala Dusun Pancer, Desa Sumberagung, FT. Ada juga ZA, yang disebut sebagai pendatang sekaligus pengusaha home stay.

Dalam artikel tersebut, Mbah Kangkung juga menyebut MWT, seorang juragan ikan, cukong benur dan rentenir. Termasuk NT, asal Templek, Pancer. Ada lagi, DY, warga Desa Sumbermulyo, EL, seorang Ketua KTH dan YN.

“Jika dilihat lebih cermat, orang-orang dalam daftar itu ternyata punya kemiripan sangat dekat. Semuanya layak masuk daftar public enemy. Perewa yang tanpa malu menuduh pihak berseberangan sebagai bajingan,” begitu tulis Mbah Kangkung dalam artikel ‘Poktolak Tambang, Eh, Ternyata Perkumpulan Para Perewa’.

Dan seolah menjadi penjawab sejumlah artikel Mbah Kangkun, si Eyang Badranaya Blambangan pun mengunggah tulisannya. Dia memberi judul ‘Celoteh Si Pengecut Renta’.

Membuka paragraf pertama, Eyang Badranaya Blambangan, langsung menyebut bahwa telah muncul blog bodong. Tulisan tersebut memang tidak terang-terangan ditujukan untuk sosok anonim Mbah Kangkung. Namun disitu dia menyebut ‘Mbah’ yang memiliki nama identik dengan sayuran bahan tumis.

“Memang dalam tulisan-tulisannya itu walaupun banyak menggunakan rangkaian kata-kata sok bijak, kesimpulan yang saya ambil semua hanya berisi celotehan-celotehan berisi hujatan, sindiran serta hinaan kepada siapapun yang tidak dia suka,” ketik sosok anonim Eyang Badranaya Blambangan.

“Tidak hanya lembaga masyarakat, profesi, perusahaan media, pejabat publik hingga warga tak luput dari gorengan dalam tulisan-tulisannya,” tegas si Eyang.

Dan dari sederetan artikel yang diunggah di website ceritatujuhbukit.com, Eyang Badranaya Blambangan menduga itu hanyalah pelampiasan khayalan imajinasi si ‘Mbah’.

“Efek dari dorongan nafsu syahwat yang tak tersalurkan dan itu sangat bisa dimaklumi mungkin karena faktor usianya yang sudah uzur walaupun mungkin punya banyak uang untuk beli pelacur namun rudal pribadinya sudah tidak layak tempur,” tulis Eyang Badranaya Blambangan, terkesan agak berang.

Menanggapi kemunculan duo Mbah Kangkung dan Eyang Badranaya Blambangan, Kades Sumberagung, Vivin Agustin, mengaku tidak mempermasalahkan. Tapi dia keberatan jika dirinya dicatut sebagai salah satu pemeran dalam aksi protes proyek Geolistrik PT BSI.

“Kok saya dilibatkan grup FT, saya selaku kepala desa netral, baik terhadap masyarakat pro, kontra, maupun PT BSI, saya memperlakukan sama,” katanya, Senin (27/1/2020). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES