Sejumlah Pelaku Kreatif dan Seni Gagas Berdirinya Solo Art Market

TIMESINDONESIA, SOLO – Sebanyak 100 pelaku kreatif dari Solo raya mengikuti sosialisasi Solo Art Market (SAM) yang diselenggarakan di Cinema Room, Omah Sinten, Ngarsopuro, belum lama ini. Tanggapan positif datang dari berbagai pihak atas gagasan SAM.
Solo Art Market berawal dari pemikiran belum adanya wahana yang representatif bagi seniman lukis, crafter, kreator, dan pelaku kreatif lainnya untuk memajang dan memasarkan produk karya seni dan fungsional, di Kota Solo.
Advertisement
Diharapkan, SAM akan jadi pusat pasar seni di Solo raya yang akan digelar rutin satu pekan sekali di lokasi sekitar Omah Sinten, Ngarsopuro. Sehingga sekitar wilayah Omah Sinten bisa seperti Place du Tertre di Paris Perancis.
Sosialisasi dipandu pegiat seni, Yayok Aryoseno. Nara sumber yang hadir adalah Heru Mataya dari Mataya Art and Heritage, Agus Sis (seniman) serta Basnendar Herry Prilosadoso (Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual FSRD ISI Surakarta) serta Dyah Yonik (Dosen FSRD UNS Surakarta).
Heru Mataya memaparkan konsep SAM yang dibuat secara gotong-royong dan diorganisasikan secara baik serta akan ada evaluasi rutin untuk menjaga dan meningkatkan kualitas keberlanjutan acara.
Sementara Agussis, berbicara mengenai membuat karya seni yang unik, menarik serta menjual. Sedang materi pengemasan karya agar punya nilai lebih dan bersifat memoribilia, serta presentasi terakhir oleh Dyah Yunik mengenai regulasi dan aturan dari Solo Art Market ini.
Selain itu, keberadaan SAM berawal dari kecintaan dan kepedulian terhadap budaya dan seni, serta untuk menghidupi para kreator yang bekerja di bidang seni, mengangkat eksistensi dan kontribusi seniman dan pelaku industri kreatif se-Solo raya.
‘’SAM akan disajikan secara unik dan menarik dengan melibatkan pelaku kreatif yang melakukan workshop dan demo berupa aksi langsung di lokasi. Sehingga pengunjung maupun pembeli dapat melihat para seniman dalam proses kreatif membuat karya, sekaligus menjadi daya tarik sebagai destinasi wisata baru di kota Solo ini,’’ ujar Basnendar yang juga founder Komunikotavisual tersebut dalam keterangan tertulis Senin (10/2/2020).
Diterangkan Basnendar, akan ada tim perumus dari pasar seni ini akan melakukan kurasi terhadap karya peserta. Selain karya juga akan dinilai tema dan narasi yang dibangun. Sehingga didapat peserta yang memiliki karya berkualitas.
‘’Para peserta juga harus melakukan workshop, demo, lukis bersama, body painting, lukis wajah, sketsa bersama, dan aktifitas lainnya,’’ kata Basnendar.
Nantinya, keberadaan SAM dapat menarik wisatawan dan menjadi destinasi wisata di Solo, melalui mass product yang dijual berupa karya buatan tangan dengan jumlah produk terbatas dan memorabilia seperti souvenir yang mudah dibawa.
Karya yang dijual digarap dengan kemasan yang serius, unik, sebagai produk kenangan ini sementara akan dibatasi kuota sementara 50 peserta dan siap untuk dikurasi, karya yang dikurasi adalah karya sendiri dan bukan kulakan (reseller).
Diharapkan dari kegiatan sosialisasi ini muncul semangat kemandirian dan gotong royong para peserta yang terdiri dari pelukis, sketcher, pematung, crafter, kreator, serta pelaku kreatif di Solo Raya untuk ikut serta di Solo Art Market yang rencana akan dimulai 1 Maret 2020. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |