Peristiwa Daerah

Peneliti IPI: Kebangkitan Partai Masyumi adalah Sinyal Kejayaan Partai Islam 

Rabu, 04 Maret 2020 - 16:53 | 97.17k
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo (dok/TI)
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo (dok/TI)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, upaya untuk menghidupkan kembali kejayaan Partai Masyumi atas gagasan Partai Islam tunggal merupakan hak konstitusional dan hak politik warga negara untuk berserikat dan berkumpul. 

"Gagasan tersebut sangat ideal dan menjanjikan sebuah harapan. Gagasan "Masyumi Reborn" nampaknya dilatarbelakangi oleh kejayaan masa lalu, dimana Partai Masyumi pernah menjadi partai terbesar kedua setelah Partai Nasional Indonesia (PNI) pada pemilu 1955," ujar Karyono Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Advertisement

Namun, menurut Karyono, untuk mewujudkan kejayaan Masyumi di masa kini tentu tidak mudah. Apalagi menjadikan Partai Masyumi sebagai satu-satunya partai Islam, akan menghadapi berbagai tantangan berat, terutama menghadapi sindrom tumbuhnya partai politik di tengah euforia demokrasi yang membuka ruang bagi siapapun termasuk tokoh-tokoh islam untuk mendirikan partai politik. 

Oleh karena itu, dia menegaskan upaya untuk mewujudkan Partai Masyumi sebagai wadah tunggal umat islam diperlukan kerja keras dan waktu yang sangat panjang untuk menyatukan visi, kesamaan pandangan, dan satu kesamaan kepentingan umat islam. Gagasan tersebut bisa diakselerasi jika ada momentum yang dapat membuat tokoh dan pemimpin umat islam bersatu. Tapi sekali lagi, langkah tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Mengembalikan kejayaan Masyumi di masa lalu tidak bisa hanya dengan cara "copy paste". Pasalnya, zaman sudah berubah, dinamika politik sudah berubah, cara pandang masyarakat telah mengalami pergeseran. Di tengah liberalisasi dan perkembangan teknologi saat ini telah menjadi tantangan tersendiri bagi sebuah partai yang hanya "menjual" ideologi," kata Karyono.

"Meski terkesan berlebihan, ramalan Daniel Bell dalam bukunya "The end of Ideologies" patut menjadi bahan renungan. Ia berpendapat bahwa ideologi politik semakin tidak relevan di antara orang-orang "masuk akal", dan bahwa pemerintahan masa depan akan didorong oleh penyesuaian teknologi sedikit demi sedikit dari sistem yang ada. Meski ramalan Daniel tidak seluruhnya menjadi kenyataan tetapi bisa menjadi bahan evaluasi bagi partai politik masa kini yang masih mengabadikan ideologi masa lalu agar tetap eksis dalam menghadapi tantangan saat ini dan akan datang," kata Karyono Wibowo, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES