Peristiwa Daerah

Soal Pailit, Bos KSP Tinara Banyuwangi Bantah Uang Nasabah Berjumlah Rp 250 M

Rabu, 01 April 2020 - 10:40 | 329.41k
Bos KSP Tinara, Rogojampi, Banyuwangi, Linggawati Wijaya alias Ling Ling (tengah), Budi Hartadi (kedua dari kiri), bersama keluarga. (Foto: Istimewa)
Bos KSP Tinara, Rogojampi, Banyuwangi, Linggawati Wijaya alias Ling Ling (tengah), Budi Hartadi (kedua dari kiri), bersama keluarga. (Foto: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Koperasi Simpan Pinjam Multi Dana Sejahtera (KSP Tinara) menjadi sorotan di Banyuwangi, Jawa Timur karena diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya. Status pailit membuat nasabah resah, karena uang tabungan mereka tidak jelas nasibnya. Ada informasi yang menyebut dana masyarakat yang dihimpun mencapai Rp 250 miliar.  

Namun, bos KSP Tinara Linggawati Wijaya alias Ling Ling, membantah jika uang tabungan Simpanan Berjangka masyarakat di koperasi yang dipimpinnya berjumlah Rp 250 Miliar.  “Jumlahnya tidak benar jika Rp 250 M,” katanya kepada TIMES Indonesia, Rabu (1/4/2020).

Advertisement

Namun terkait jumlah pasti, Lingga, tidak menyebutkan. Dia hanya mengatakan bahwa untuk mengetahui total keseluruhan uang tabungan Simpanan Berjangka masyarakat di KSP miliknya, harus melalui proses audit.

Tak hanya itu, Bos KSP Tinara di Jalan Raya Rogojampi, Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, ini juga menegaskan bahwa pada bulan Oktober 2019, pihaknya sudah tidak menerima penabung Simpanan Berjangka baru.

“Kecuali untuk perpanjangan, masih kita terbitkan Warkat baru, itu pun atas permintaan penabung,” ucapnya.

Sebagai informasi, pada 20 Januari 2020, Pengadilan Niaga Surabaya mengeluarkan putusan No 76/Pdt.sus-PKPU/PN.Niaga.Sby Jo No. 76/Pdt.sus-Pailit/PN.Niaga.Sby, yang menyatakan bahwa KSP Tinara telah pailit.

Padahal, pada bulan Oktober 2019, koperasi yang dikelola oleh Linggawati Wijaya bersama sang suami Budi Hartadi dan keluarga ini masih menerima tabungan Simpanan Berjangka dari masyarakat.

Bahkan, pada 3 Oktober 2019, juga masih terbit Warkat baru. Salah satunya milik Anip Hariyadi, warga Dusun Krajan, Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, dengan nominal tabungan Simpanan Berjangka Rp 450 juta.

“Saya lupa itu tabungan baru atau perpanjangan, karena saya sering ambil tabungan, lalu menabung lagi, begitu terus,” kata Anip.

Saat ini, kasus pailit KSP Tinara ini sedang dalam sorotan DPRD Banyuwangi. Karena dinilai terdapat unsur dugaan penipuan dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Kejadian ini juga dikhawatirkan sebagai indikasi maraknya mafia perekonomian berkedok koperasi di Banyuwangi. Mengingat, selain Tinara, beberapa KSP juga mendadak pailit. Dan tentu saja berimbas kerugian pada masyarakat.

“Akan terus kita telusuri dan kita bongkar, jika KSP banyak yang tiba-tiba pailit begini, perekonomian Banyuwangi bisa hancur,” tegas Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto.

Dalam kasus ini, paling menjadi tanda tanya besar adalah cepatnya proses pailit. Bulan September 2019, KSP Tinara masih menerima penabung Simpanan Berjangka baru. Bulan Oktober 2019, juga masih mengeluarkan Warkat tabungan baru. Namun, pada 20 Janurai 2020, KSP dibawah kendali Linggawati Wijaya dan Budi Hartadi tersebut mendadak pailit.

Sebagai tindak lanjut, bentuk pengayoman kepada masyarakat serta bentuk pencegahan tumbuh suburnya mafia ekonomi berkedok koperasi, jajaran pimpinan DPRD Banyuwangi, sepakat akan melakukan investigasi dan menempuh jalur pemerintahan guna mengungkap kasus KSP Tinara. Terlebih baik Linggawati Wijaya maupun Budi Hartadi, terkesan tidak ada iktikad baik. Dua kali undangan audiensi dari dewan pun tidak digubris oleh mereka.

Kabar baiknya, dewan menemukan data baru tentang nasib 416 penabung Simpanan Berjangka, dengan 1000 lebih Warkat dan total nominal ratusan miliar tersebut. Yakni terkait struktur kepemimpinan KSP Tinara, di Jalan Raya Rogojampi, Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

“Selama ini yang muncul dipermukaan, Linggawati Wijaya dan Budi Hartadi adalah bos KSP Tinara, tapi kita tahu, siapa bos KSP Tinara yang sebenarnya, kedepan bersama DPRD Banyuwangi, identitas bos yang masih berusia muda ini akan kita ungkap ke publik,” cetus Michael. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES