Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas di Kaiyasa Masuk RPJM Maluku Utara 2019-2024

TIMESINDONESIA, SOFIFI – Pemerintah provinsi Maluku Utara berencana membangun pelabuhan peti kemas di Desa Kaiyasa, kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan. Rencana pembangunan pelabuhan utama di Sofifi itu sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2019-2024.
"Sudah masuk di RPJMD pelaksanaan Kaiyasa sebagai pelabuhan peti kemas," ucap Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Malut Armyn Zakaria ketika dikonfirmasi reporter TIMES Indonesia, melalui sambungan telepon seluler, Jumat (12/6/2020).
Advertisement
Menurut Armyn, Sofifi akan berkembang jika memiliki pelabuhan khusus. Apalagi, posisinya yang strategis sangat mendukung pendistribusian logistik ke beberapa kabupaten di pulau Halmahera.
"Kami alihkan pelabuhan utama di Sofifi, supaya tidak ada lagi biaya logistik besar, karena sekarang kan dari Ternate harus dibawa ke Haltim Halteng akhirnya barang mahal. Kalau sudah dialihkan maka mengurangi biaya transportasi sehingga bisa menekan harga barang," jelas Armyn
Meski begitu, untuk membangun pelabuhan sebesar itu harus memenuhi persyaratan administrasi yang cukup banyak. Mulai dari dokumen feasibility study, kajian lingkungan, penyesuaian tata ruang kabupaten dan rekomendasi gubernur berdasarkan tata ruang provinsi, rekomendasi syahbandar setempat, kantor navigasi di ambon yang menentukan alur masuk keluar kapal, dan tak kalah penting adalah status lahan.
"Harus sudah lengkap baru bisa diajukan ke pusat untuk pembangunan fisik," ujarnya
Dari persyaratan yang ada, Pemprov baru melakukan studi kelayakan atau feasibility study (fs) namun belum diketahui apa hasilnya. Bahkan, dokumennya juga tidak diketahui oleh Armyn Zakaria. "Saya sampai sekarang juga belum pegang dokumen itu," ungkap Armyn yang baru dilantik sebagai Kadishub pada akhir 16 Maret 2020
Penelusuran TIMES Indonesia, pada tahun 2019, Dishub Malut menganggarkan studi kelayakan Dermaga Peti Kemas di Kaiyasa, dengan pagu sebesar Rp. 200.000.000, Proyek tersebut sudah selesai tender dan dimenangkan oleh CV. Datasimilar. Namun, tahapan itu tidak sampai pada pelaksanaan kegiatan, yang dijadwalkan pekerjaannya dimulai pada Oktober 2019.
Terkait hal itu, Armyn mengaku proyek tersebut terkendala anggaran. Mengingat, sumber dana studi kelayakan dermaga tersebut berasal dari Dana Bagi Hasil (DBH), yang saat itu tak kunjung cair."Feasibility Studi tidak jalan karena dari DBH," ujarnya.
Di tahun 2020, proyek tersebut tidak nampak dalam item kegiatan baik di Dinas Perhubungan maupun Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Selain pelabuhan peti kemas di Kaiyasa, proyek strategis lainnya yang masuk dalam RPJMD 2019-2024 adalah Bandar Udara (Bandara) di Loleo kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Maluku |