Jelang HUT RI, Dinas Lingkungan Hidup Kuningan Cat Ulang Tugu Bokor

TIMESINDONESIA, KUNINGAN – Menjelang hari besar Kemerdekaan Republik Indonesia dan hari jadi Kabupaten Kuningan, Dinas Lingkungan Hidup Kuningan melakukan pengecatan ulang Tugu Bokor di Bundaran Cijoho serta area Taman Pandapa seberang kantor Pendopo Setda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
"Sebelumnya, Tugu Bokor yang dibangun sejak kepemimpinan Bupati Aang Hamid Suganda itu, keadaannya cukup memperihatinkan. Cat dan bagian-bagian tertentu yang menggunakan semen sudah mengelupas serta berubah warna dari warna emas menjadi koleas (buram). Bokornya pun dibeberapa sudut mulai menghitam terkena jamur," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kuningan, Wawan Setiawa,. Kamis (16/7/2020).
Advertisement
Wawan menerangkan, setelah pengecatan dan perbaikan, tugu tersebut sudah kembali ke warna semula yakni emas dan herang boncenang (mengkilap).
Hal ini membuat pengguna jalan dari arah Cirendang, Ancaran, Purwawinangun maupun dari Arah Perumahan Jananuraga kembali memperhatikan keindahanTugu Bokor yang bermandikan warna kuning.
"Bahwa salah satu tugas pokok dinas adalah melaksanakan perawatan pertamanan. Dari sekian banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, sementara yang rutin seperti persampahan berjalan secara reguler," ujarnya.
Pertamanan di Kabupaten Kuningan, kata Wawan, sudah cukup banyak yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup. Hanya saat pandemi Covid-19 kurang mendapat perhatian. Karena semua elemen di DLH fokus membantu Gugus Tugas Covid 19.
Setelah pandemi agak mereda. Pihaknya, akan melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang lain.
“Kenapa, beberesih dimulai dari tugu Bokor dan Pandapa? Kita memiliki alasan tersendiri. Salah satunya bahwa bokor memiliki nilai tinggi dalam sejarah peradaban Kabupaten Kuningan, termasuk pandapa. Nilai-nilai itu mempengaruhi juga dalam lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara di Kuningan,” terang Wawan.
Dia menambahkan, tata nilai itu harus dilestarikan secara paripurna. Bukan semata-mata tugu dan bokor yang terbuat dari Kuningan yang sekarang dipajang.
Melihat Bokor dan Pandapa. Menurutnya, sama artinya mengajak warga memandang masa lalu dan menatap masa depan Kabupaten Kuningan. Sama seperti lampu mobil depan dan lampu mobil belakang.
"Kaitannya antara Bokor, Pandapa dengan Dinas Lingkungan Hidup di masa sekarang yakni sangat berkaitan erat yaitu sistem kebaruan pemerintahan dari semula Kuningan adalah kerajaan menjadi Keadipatian dan kabupaten yang diresmikan oleh Pemerintahan Belanda," ujarnya.
Wawan menjelaskan, namanya sistem pemerintahan, tentu ada sangkut pautnya dari sistem tata negara. Jika Bokor adalah simbol pemerintahan baru. Maka pandapa adalah bentuk dari tata cara pemerintahan itu sendiri.
"Dimana masyarakat memberikan kepercayaan kepada pemimpinnya melalui seba atawa saptuan (kemudian menjadi sapton-)," jelasnya.
Wawan menambahkan, ini sama artinya Dinas Lingkungan Hidup sebagai penjaga dan perawat tata nilai yang sudah terbangun melalui simbol-simbol yang ada. Bukan berarti seluruh kebudayaan sebab lingkungan hidup merupakan bagian kecil dari sistem kebudayaan secara universal.
"Saya sambil contoh, baju merupakan bagian dari kebudayaan peradaban,"’ ucapnya.
Sama artinya, taman, tugu, kebersihan itu merupakan bagian kecil dari kebudayaan yang harus mendapatkan perhatian. Karena akan menunjukan peradaban manusia pada jaman sekarang. Keindahan, Kebersihan, dan Keamanan (K-3) adalah respon manusia sekarang atas kehidupan lingkungan yang indah.
“Makanya, saya berusaha mentrasformasikan pemikiran ini menjadi proses lingkungan hidup yang baik. Untuk mengeejawantahkan lingkungan yang baik, membuat program namanya Kuningan Geulis. Artinya Gerakan untuk Lingkungan Indah dan Sehat (Geulis)," ujar Wawan kepalada Dinas Lingkungan Hidup Kuningan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |