Luar Biasa, Anak Penjual Es Puter Ini Diterima Kuliah Gratis di UGM

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Rio Hermawan, 17 tahun tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Anak penjual es puter ini diterima kuliah di jurusan Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Kecintaannya pada ilmu kebumian dan impiannya suatu saat nanti bekerja di perusahaan migas setidaknya terbuka lebar. Ia tak henti-hentinya bersyukur.
Advertisement
"Senang pastinya, karena UGM itu kampus impian banyak siswa," kata anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Encep Cepi dan Masikah yang menetap di Abepura, Papua ini.
Meski menetap di Papua, keluarga ini berasal dari Jawa. Encep sendiri berasal dari Bandung, Jawa Barat. Sementara sang istrinya berasal dari Demak, Jawa Tengah.
Keluarga ini merantau ke Papua pada 2005, setelah sekian puluh tahun sebelumnya jadi penjual sayur di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
Sementara itu, di Abepura, Encep, 47 tahun berjualan es puter atau lebih dikenal dengan nama es dung-dung. Setiap harinya, Encep jalan kaki puluhan kilometer dengan jalan kaki mendorong gerobaknya,menyusuri gang-gang di sekitar pinggiran kota Abepura.
Nah, dari berjualan es puter, Encep bisa membawa uang pulang sekitar Rp 200-300 ribu. Namun bila dipotong dari modal, Encep mendapat penghasilan bersih sekitar sekitar Rp 120-150 ribu.
"Itu pun jika hari tidak hujan, kalau hujan saya tidak jualan," katanya melalui siaran pers yang dikirim Humas UGM kepada TIMES Indonesia, Selasa (10/8/2020)
Encep berjualan dari jam 10.00 dan pulang ke rumah sekitar pukul 16.00. Ia mengaku sengaja jualan dengan berjalan kaki sebab jika menggunakan motor maka akan sulit mendapat pembeli. Untuk satu es dung-dung dijual dengan harga Rp 2000.
Meski mengaku dengan berjualan es dung-dung bisa menghidupi keluarga besarnya. Namun saat mendengar anaknya diterima kuliah di UGM via jalur beasiswa Bidikmisi, Encep merasa senang karena ia tidak harus banyak mengeluarkan biaya kuliah dan terbantu dengan uang beasiswa.
"Buat saya pribadi sangat senang dan bangga, apa yang diinginkannya tercapai sudah," kata Encep dengan logat Papua.
Rio sendiri diketahui lulus dari SMAN 4 Jayapura. Selama di bangku sekolah sering masuk peringkat 10 besar di kelas. Kecintaannya pada ilmu bumi, menghantarkan Rio mengikuti berbagai perlombaan.
Salah satunya ia pernah mendapat juara dua olimpiade sains Nasional tingkat Kabupaten. "Sempat lolos tingkat Provinsi tapi tidak lolos ke Nasional," ungkapnya
Rio mengaku suka membaca buku. Namun begitu ia memilih meminjam buku dari kakak kelas yang sudah tidak terpakai lagi. Untuk jam belajar, Rio mengaku memiliih setelah waktu setengah jam pada malam hari dan dilanjutkan setengah jam lagi sebelum berangkat ke sekolah. "Pokoknya cukup 30 menit saja," tuturnya.
Diterima kuliah di UGM, ia pun mengaku akan belajar sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Apalagi ia sudah diajarkan mandiri sejak kecil. Bahkan sebagai Anak penjual es puter, setiap hari ia terbiasa membantu ibunya membuat bahan es. "Dari kecil sudah diajari untuk mandiri," kata Rio. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |