Imbas Konflik, Puluhan Umat TITD Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban Sembahyang di Trotoar

TIMESINDONESIA, TUBAN – Puluhan umat di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio (KSB) Tuban, menggelar ritual sembahyang bersama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) YM Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1860 di depan gerbang atau trotoar kelenteng Kwan Sing Bio, Kamis, (13/08/2020).
Pasalnya, akses atau gerbang pintu masuk ke dalam kelenteng masih tergembok akibat buntut konflik kepengurusan antara kubu Alim Sugiantoro dan Mardjojo alias Tio Eng Bo. Bahkan, sejumlah umat dari luar daerah yang akan sembahyang harus kembali lantaran tidak bisa masuk.
Advertisement
"Ritual sembahyang terpaksa kita lakukan di luar karena pintu masih terkunci. Ini darurat. Kita sembahyang dimana pun bisa yang terpenting hati dan niat kita, dan harapannya bisa damai,” kata Tio Eng Bo usai melakukan ritual sembahyang bersama.
Sebelum ritual, kubu Tio Eng Bo terlebih dahulu menyiapkan altar semi permanen untuk sembahyang bersama dan persembahan buat YM Kongco Kwan Sing Tee Koen.
Dalam proses itu, sempat terjadi adu mulut antara dua kubu tersebut. Ketegangan tersebut dipicu karena beberapa umat dari kubu Tio Eng Bo ingin tetap melakukan sembahyang di dalam.
Beruntung ketegangan tersebut bisa segera dilerai oleh umat lainnya. Kemudian, puluhan umat dari dua kubu tersebut melakukan ritual sembahyang bersama di depan kelenteng.
“Kita menyayangkan bawah saat teman-teman mau sembahyang ada intimidasi dari pihak kubu Alim Sugiantoro yang menanyakan legalitas,” ungkap Anam Warsito Kuasa Hukum Tio Eng Bo.
Menurutnya, rencana awal dari kepengurusan Tio Eng Bo akan melakukan ritual sembahyang bersama di dalam kelenteng. Tetapi setelah dikomunikasikan ternyata tidak bisa karena kelenteng tidak bisa dibuka.
“Akhirnya, kami dari kepengurusan Tio Eng Bo sepakat melakukan sembahyang di luar sebagai bukti penghormatan kepada YM Kongco Kwan Sing Tee Koen,” jelas Anam Warsito kepada sejumlah awak media.
Disisi lain, Heri Tri Widodo Kuasa Hukum Bambang Djoko Santoso dari kubu Alim Sugiantoro, mengelak jika dalam kegiatan ritual sembahyang ada intimidasi. Karena pihak Alim Sugiantoro berkomunikasi baik sebelum ritual dimulai.
“kita koreksi kota tidak intimidasi. Kita komunikasi dengan baik dan sembahyang bersama-sama. Bagaimana mungkin itu dikatakan intimidasi, itu tidak mungkin,” jelas Heri didampingi Yoyok Sismoyo.
Lebih lanjut, ia menegaskan didalam ritual sembahyang itu tidak ada intimidasi tetapi pihaknya mempertanyakan kapasitas Anam Warsito ikut didalam persoalan kepengurusan di kelenteng Tuban. Sebab, kehadirannya dinilai menambah persoalan atau masalah yang ada di internal umat.
“Kapasitas dia (Anam, red) sebagai apa ikut berbicara. Tidak bisa semua orang ikut campur dalam persoalan ini. Karena kami tidak ingin ada pihak-pihak lain yang tambah mengompori persoalan ini dan menambah masalah, dia tidak tahu masalahnya tetapi malah menambah masalah,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Dirjen Bimas Buddha) Kementrian Agama RI, Caliadi, yang datang ke lokasi mencoba mendamaikan konflik kepengurusan yang terjadi di kelenteng Tuban.
Namun kedatangan Caliadi yang ingin membuka kembali gembok pintu masuk kelenteng mendapat penolakan dari sebagaian umat.
Bahkan pantauan di lapangan, situasi sempat memanas hingga terjadi adu mulut antara Caliadi dengan sebagian umat yang memprotes agar pintu masuk kelenteng tetap digembok sampai urusan hukum di pengadilan selesai.
"Saya itu mengimbau kepada dua kubu ini kalau bisa dibuka, kalau dia tidak mau buka ya tunggu yang satu buka aja ya yang sadar," kata Caliadi.
Dijelaskannya, pihaknya tidak ikut campur dalam persoalan hukum kelenteng Kwan Sing Bio karena itu ranah pengadilan. Namun kaitan dengan tempat ibadah, itu juga masuk wewenang Kementerian Agama. "Saya bukan eksekutor. Saya hanya menjalankan sesuai dengan posisi saya. Rumah ibadah itu ada kewenangan dari Kementerian Agama. Kalau bisa ada kesadaran bersama agar kelenteng KSB Tuban ini bisa digunakan untuk ibadah bersama sama kembali," jelas Dirjen Bimas Buddha Kementrian Agama RI, Caliadi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |