Peristiwa Daerah

Mengintip Pentingnya Corporate Communication di Perusahaan

Selasa, 18 Agustus 2020 - 22:58 | 70.95k
Humas SBM ITB Lala Nurlaela Arief saat bedah buku. (FOTO: Tangkapan Layar)
Humas SBM ITB Lala Nurlaela Arief saat bedah buku. (FOTO: Tangkapan Layar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Era globalisasi menciptakan sensitivitas dan kompleksitas semakin kuat. Kondisi ini pun mendorong banyak hal semakin tidak menentu. Untuk itulah peran corporate communication semakin penting. Karena dalam dunia yang kompleks ini, begitu mudah muncul persepsi, yang jika tidak ditangani dengan tepat bisa berbahaya. 

Hal itu disampaikan Former VP Corporate Communication Garuda & Citilink Indonesia Benny Butarbutar dalam peluncuran buku “Corporate Communication: Praktik Terbaik Komunikasi Perusahaan” karya N Nurlaela Arief melalui zoom meeting, Selasa (18/8/2020). 

Advertisement

Media and Communication Advisor to BOD of Bulog ini mencontohkan beberapa kasus di maskapai Indonesia yang sangat membutuhkan penanganan Corporate Communication. Mulai dari persoalan menu yang dibawa ke ranah hukum, dugaan pilot menggunakan narkoba, hingga kasus korupsi, membutuhkan penanganan cepat Corcom. Jika tidak, saham akan jatuh, begitupun nama perusahaan. 

“Dalam menghadapi krisis, harus ada respon yang cepat. Standarnya tidak lebih dari satu jam. Tapi kenyataannya, tidak banyak humas ataupun perusahaan yang bisa,” ujar Benny. 

Dalam krisis, tim corporate communication secara simultan bergerak cepat. Mereka menentukan siapa yang akan menemui BOD, siapa yang berhadapan dengan media, siapa yang menangani stakeholder. Formula yang digunakan sangat beragam berdasarkan pengetahuan dan pengalaman agar persoalan tidak menjadi lebih besar. 

Namun persoalannya, masih ada staf yang kemampuannya kurang dalam membangun strategic thinking sehingga buntu dalam strategic planning. Ketika itu terjadi maka sulit untuk menyelesaikan persoalan. Bahkan dalam sebuah penelitian disebutkan, 72 persen karyawannya tidak sepenuhnya memahami strategi perusahaannya. 

“Buku ini bagus sebagai transfer knowledge dari sisi kehumasan. Buku ini menarik, agresif, dan konseptual karena mengangkat banyak contoh kasus. Kemampuan menerjemahkan bisnis dalam buku ini juga menarik,” tutur Benny. 

Ia berharap, buku ini dibaca dan dibedah para praktisi untuk kemudian ke depan akan ada buku-buku lainnya untuk memajukan corporate communication. Sebab jangan sampai corcom ini hanya menjadi tukang. Tim corcom harus mampu setidaknya membangun strategi planning. 

Penulis Buku “Corporate Communication: Praktik Terbaik Komunikasi Perusahaan”, Nurlaela Arief mengatakan, 10 tahun terakhir, terjadi pergeseran cukup signifikan tentang peran dan fungsi divisi komunikasi di perusahaan Indonesia. 

"Idealnya Corporate Communication berperan sebagai fungsi manajemen yang melakukan koordinasi, memonitor aktivitas komunikasi semua fungsi fungsi di perusahaan," kata Lala, sapaan Nurlaela.

Sejak 2011 Departemen atau divisi komunikasi perusahaan, atau yang lebih dikenal dengan divisi Public Relations (PR) atau kehumasan, berubah menjadi departemen atau divisi Corporate Communication, dengan fungsi, peran dan tanggung jawab yang lebih luas. 

Setelah lebih dari 20 tahun menjadi praktisi PR dan corporate communication di Bio Farma, Lala yang kini menjabat Direktur Komunikasi dan Hubungan Alumni SBM ITB ini membuat buku tersebut berdasarkan pengalaman, studi literatur, hingga studi banding terhadap kurikulum dan silabus komunikasi di berbagai sekolah bisnis di dunia seperti Harvard, Columbia, Tuck, Erasmus dan Huddersfield. 

"Fakta ini menunjukkan, Corporate Communication, bidang keilmuan yang penting, yang perlu dipelajari tidak hanya di Fakultas Ilmu Komunikasi, tapi juga di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atau di Sekolah Bisnis dan Manajemen," papar Lala.

Buku ini terdiri dari tiga bagian dan sembilan bab. Di bagian pertama, membahas tentang Corporate Communication 4.0. Mulai dari definisi, fungsi, peran, hingga skillset. Di bagian kedua, penulis membahas tentang media, isu, dan manajemen krisis. Bagaimana berhubungan dengan media, cara pendekatannya, pengelolaan media sosial, hingga pengelolaan isu.

Di bagian dua, penulis memaparkan sistem notifikasi sebagai pencegahan krisis komunikasi, memberikan contoh-contoh penanganan krisis oleh perusahaan di Indonesia. Termasuk pengalaman penulis dalam menangani beberapa krisis dengan pihak nasional dan internasional. 

Di bagian tiga, penulis membahas tentang building global reputation. Bagaimana komunikasi CSR, hubungan karyawan, higga strategi korporat diplomasi. 

“Buku ini tepat untuk mahasiswa, praktisi, manajer, staf, para peneliti, akademisi, hingga masyarakat yang tertarik mendalami corporate communication,” imbuh Lala. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES