Peristiwa Daerah Hari Jadi Kabupaten Malang

Dulu, Sarinah Mall Pernah Jadi Rumah Dinas Bupati Malang

Rabu, 04 November 2020 - 15:55 | 153.78k
Gedung Societeit Concordia yang sekarang menjadi Sarinah mall. (FOTO: Tirto.id)
Gedung Societeit Concordia yang sekarang menjadi Sarinah mall. (FOTO: Tirto.id)
FOKUS

Hari Jadi Kabupaten Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tidak banyak diketahui tentang sepak terjang hingga prestasi yang menonjol ketika Bupati Malang mulai ditetapkan pemerintah Hindia Belanda hingga jaman kemerdekaan 

Dikutip dari kumpulan tulisan Besar Edy Santoso, Kabupaten Malang didirikan secara resmi oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan resolusi Gubernur Jendral tertanggal 9 Mei 1820 no 8 dan berdasarkan Staatblad 1819 no 16. Ketika itu Malang awalnya dipimpin oleh seorang patih bernama Notto Negoro.

Advertisement

Berikut ini urut-urutan Tumenggung/Bupati Malang versi resmi Belanda berdasarkan resolusi Gubernur Jendral  tertanggal 9 Mei 1820 nomor 8 dan Staatblad 1819 no 16 :

Patih Notto Negoro (1818-1820), Panji Wilasmoro (1820-1825), Noto Diningrat I (1825-1839), Noto Negoro (1840-1848), Noto Diningrat II (1849-1884), Noto Diningrat III (1885-1898), Soeryo Adiningrat (1898-1934), Adipati Ario Sam (1934-1945).

Setelah itu di era kemerdekaan, Bupati Malang adalah:

R.Soedono (1945-1950), H. Said Hidayat (1950), Ronggo Moestedjo (1947-1950), Soentoro (1950-1959), Soendoro Hardjoamidjojo (1959-1964), Djapan Notoboedojo (1959-1964), Moch. Sun'an (1964-1969), R. Soewignjo (1969-1980), Eddy Slamet (1980-1985), Abdul Hamid Mahmud (1985-1995), Muhammad Said (1995-2000), Moch. Ibnu Rubianto (2000-2002), Sujud Pribadi (2002-2011), Rendra Kresna (2011-2021), HM Sanusi (2020).

1260-Tahun-kabupaten-Malang.jpg

Satu tahun setelah Kabupaten Malang ditetapkan pada tahun 1819, perhatian pertama adalah pemindahan pemerintahan daerah. Tahun 1820, kemudian dilakukan inventarisasi  terhadap luas wilayah dan sensus penduduknya, pengembangan tanaman serta peluang pertanian di daerah.

Kemunculan nama Raden Panji Wilasmoro yang berdasarkan resolusi tertanggal 13 Oktober 1820 no 16, ditetapkan menjadi Bupati Malang dan Ngantang menjadi menarik perhatian.

Seperti tertulis dalam buku "Malang beeld van een star", ditulis A.Van Schaik, 1996 hal 22 disebutkan pada tahun 1896 Raden Panji Wilasmoro mendirikan rumah dinas di sudut Alon-Alon Lor dan Kajoetangan, de Societeit Concordia (sekarang mall Sarinah).

Namun berdasarkan catatan mantan Residen Pasuruan, H.J Domis di dalam bukunya tahun 1836, pembangunan rumah dinas itu justru membuat Raden Panji Wilasmoro dituduh bersalah yang kemudian membuat dia ditangkap lalu digantikan pada tahun 1825 oleh Bupati Notodiningrat.

Jadi pada tahun 1825, Raden Tumenggung Notodiningrat menjabat Bupati Malang merupakan Bupati Malang ke 2 dari Keturunan Tumenggung Nitidiningrat Pasuruan.

Dari R.T Notodiningrat inilah yang kemudian bisa diterangkan daftar keturunan Bupati selanjutnya yang masih merupakan anak keturunan dan kerabat dekatnya.

R.T Notodiningrat meninggal pada tahun 1839. Berdasarkan Almanak 1848, bahwa sejak tahun 1840 - 1848 yang menjabat Bupati Malang adalah Raden Tumenggung Panji Notto Negoro yang juga pernah menjadi Bupati Probolinggo.

Kemudian anaknya Raden Adipati Ario Notodiningrat juga menjadi Bupati  yang kemudian meninggal pada tahun 1884. Kompleks pemakaman para Bupati Malang itu di Gribig, Malang.

Hingga kini makam para Bupati Malang itu selalu menjadi tempat jujugan para pejabat Bupati atau Wali Kota, terutama yang menjabat di Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES