Gubernur DIY Sri Sultan HB X Tinjau Barak Pengungsian Glagaharjo Cangkringan

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Gubernur DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) Sri Sultan Hamenku Buwono X atau Sri Sultan HB X, bersama Bupati Sleman Sri Purnomo melakukan peninjauan barak pengungsian Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (10/11/2020).
Kegiatan peninjauan orang nomer 1 di DIY tersebut dilakukan untuk memastikan kebutuhan para pengungsi yang telah dievakuasi oleh Pemerintah Kabupaten Sleman hari Sabtu (7/11/2020) lalu telah terpenuhi. Sekaligus mengimbau untuk tetap melakukan penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Advertisement
Usai meninjau lokasi barak pengungsian dan kondisi para pengungsi, Sri Sultan HB X kemudian berdialog dengan Bupati Sleman, Forkominda, para relawan, serta perwakilan warga yang mengungsi.
Bupati Sleman Sri Purnomo dalam kesempatan ini menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sleman melalui sejumlah OPD telah melakukan koordinasi diantaranya telah memasang 13 titik lampu yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman.
Selain itu, untuk memberikan pelayanan kesehatan tanggap darurat Merapi, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan telah menyiagakan Puskesmas di Kapanewon Cangkringan, Kapanewon Turi, dan Kapanewon Pakem
Sementara barak pengungsian dibagi menjadi dua lokasi yaitu barak pengungsian Kalurahan Glagaharjo dan barak pengungsian Gayam, Kalurahan Agromulyo.
Untuk fasilitas yang diberikan di barak pengungsian Glagaharjo dibagi menjadi dua yaitu barak khusus lansia dan barak untuk orang tua dan balita.
Di setiap barak telah dilengkapi dengan sekat-sekat untuk setiap pengungsi sehingga tetap menaati imbauan untuk tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19.
Fasilitas lainnya seperti kamar mandi, dapur umum, tenda-tenda telah diisediakan agar para penduduk yang mengungsi di barak pengungsian merasa nyaman.
Langkah pengungsian kelompok rentan yakni penduduk lansia, ibu hamil, orang tua dan anak-anak yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Dalam rangka menyikapi naiknya statusnya Gunung Merapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).
Barak pengungsian Glagaharjo saat ini menampung 185 orang warga Dusun Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman yang sebagian besar didominasi oleh para lansia.
Sementara itu, menurut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, keselamatan warga masyarakat termasuk pengungsi merupakan tanggung jawab pemerintah.
Sri Sultan juga meminta Bupati Sleman dan jajaran Forkopimda jangan sampai terjadi persoalan sosial seperti sebelumnya yakni dominasi agama tertentu di barak pengungsian.
Turut hadir pula Kepala Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida. Dalam kesempatan ini, Hanik memaparkan perkembangan aktivitas Gunung Merapi terkini didepan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menurutnya, data pemantauan menunjukkan aktivitas Merapi terus meningkat sejak 5 November 2020. Namun tidak ada tren percepatan seperti pada saat sebelum erupsi 2010.
Hanik juga mengungkapkan saat ini kubah lava belum muncul ke permukaan. Sementara kegempaan dan deformasi terus meningkat. Hal ini memungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.
"Potensi ancaman bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi," terangnya.
Di akhir acara Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberikan bantuan kepada penduduk berupa 50 paket family kit 100 paket vitamin, 2500 buah masker. Sebanyak 50 paket makanan siap saji, 50 paket kidware, 50 lembar tikar 100 lembar selimut, 100 lembar kelambu, 30 lembar terpal, serta sebanyak 30 matras tikar (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |