Peristiwa Daerah New Normal Life 2020

Warga Desa Kayuares Banjarnegara Gandrungi Sepakbola, Ini Alasannya

Kamis, 12 November 2020 - 12:53 | 1.09m
H. Khodam, Kades Kayuares, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara dan situasi perkampungannya. (Foto: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
H. Khodam, Kades Kayuares, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara dan situasi perkampungannya. (Foto: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
FOKUS

New Normal Life 2020

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Hawa dingin dan sesekali kabut tipis menyelimuti Desa Kayuares Kecamatan Pagentan. Adalah sebuah desa di pegunungan utara Banjarnegara, Jawa Tengah. Untuk mencapai desa ini tidaklah sulit karena ruas jalan sudah lebar dan mulus. Hanya saja kita harus ektra hati - hati dan waspada karena ruas jalan menuju ke Kayuares penuh dengan tikungan dan turunan tajam.

Desa ini berada di ketinggian pegunungan utara yang tersohor memiliki pemandangan alam menakjubkan bagi pecinta alam.

Advertisement

Desa Kayuares 2

Hamparan kebun salak, tampak hijau  serta udara sejuk begitu terasa saat kita  berada di Pegunungan Pagentan. Pegunungan yang menyimpan misteri hingga saat ini.

Yang menarik bagi TIMES Indonesia, sebagian besar masyarakat desa suka sepakbola. Tua muda. Maka jangan heran jika ada pertandingan sepak bola di lapangan desa, warga berduyun-duyun datang ke lapangan untuk memberikan suport pada kesebelasan kesayangannya yakni Andalas FC.

Saat ini Desa Kayuares  dihuni oleh 485 kepala keluarga (KK) atau 1.964 jiwa. Mayoritas penduduknya mengandalkan hasil perkebunan seperti buah salak dan kayu keras dan lain-lain. 

Maklum di sini tidak ada sawah, kalaupun ada hanya 5 persen dari lahan pertanian yang ada yakni 203,5 hektare. Sebagian besar warga Desa Kayuares  adalah petani dan sebagian besar usia produktif memilih sebagai buruh bangunan di luar Jawa.

Desa Kayuares 3

Memasuki perkampungan Kayuares, kita akan disuguhi sebuah kompleks perumahan padat penduduk. Jalan menuju perkampungan sumuanya rabat beton.

Saking padatnya, warga Kayuares memilih mengembangkan rumahnya ke langit (tingkat) dari pada pindah ke lokasi lain yang lebih lega.

Hal ini setidaknya dibenarkan oleh H Khodam, kepala Desa Kayuares. "Ini adalah daerah pemukiman padat  penduduk, sehingga kami dan warga tidak bisa membangun rumah kecuali ke atas," kata H Khodam saat ditanya TIMES Indonesia, Kamis (12/11/2020).

Saat TIMES Indonesia berada di Kayuares tampak lapangan bola  tengah dibenahi saluran airnya. Dari jauh tampak bola besar berada di lantai sebuah bangunan besar yang tidak lain adalah gedung berlantai 5 milik H Khodam. 

Itulah monumen bola kebanggaan masyarakat Kayuares. Monumen bola yang dibangun kocek pribadi Khodam sebagai hadiah untuk generasi muda Kayuares.

Banguan besar  berlantai lima ini terdiri dari monumen bola, ruang pertemuan, mes atlit, mes pelatih, musala dan TPQ. 

"Mess ini kami siapkan untuk belajar kelas bola. Karna  saat ini Kayuares sudah memiliki Sekolah Sepak Bola (SSB) Andalas dan siswanya sekitar 400 siswa. Sebagian adalah berasal dari Kayuares dan sebagian lagi dari desa tetangga," jelas Khodam.

Dan Kayuares juga sudah memiliki  Klub Sepak Bola  Andalas FC yang lahir pada tahun 2004 silam. Sederet prestasi juga berhasil diraih klub ini. Sementara SSB Andalas didirikan pada tahun 2017.

"Semua siswa  SSB Andalas diliburkan pihak manajemen  untuk menghindari penularan Covid-19. Belum ada kejelasan dari coach kapan kelas bola akan kembali dibuka," kata H Khodam.

Oleh karena itulah pada saat siswa diliburkan, pembangunan gedung dan monumen bola dilanjutkan.  Mudah - mudahan dalam waktu dekat ini sudah bisa berfungsi.

"Kami berharap pemerintah setempat khususnya KONI  Banjarnegara dapat membantu persepakbolaan di Desa Kayuares Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnengara Jawa Tengah," ucap H Khodam, Kades Kayuares, Pagentan, Banjarnegara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES